PIKIRAN RAKYAT - Sebuah Surat Kabat Amerika Serikat, New York Times sebut bahwa dalam penanganan seluruh dunia soal Covid-19, Perdana Menteri India Narendra Modi disebut unggul.
Surat kabar tersebut mengatakan bahwa yang menyetujui hal tersebut melonjak lebih tunggi, bahkan menyentuh angka 90 persen.
Itu juga membandingkan PM Modi dengan para peimpin dunia termasuk presiden Amerika Serikat Donald Trump juga Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca Juga: Erick Thohir Ungkap Rincian dan Tanggal Pelaksanaan Skenario ‘New Normal’ BUMN
Surat kabar tersebut menyatakan, tak seperti pemimpin AS dan Rusia, justru penanganan Modi dalam Covid-19 terus berkembang.
"Jika India mengeluarkan pandemi dalam bentuk yang layak, PM Modi mungkin muncul lebih kuat," tulis sebuah artikel dalam NYT.
NYT bahkan menyebutkan respon India yang mendorong upaya pemilihan Modipada 2019 untuk kembali menjadi PM.
PM Modi secara luas dipandang sebagai penggerak, itulah alasan mengapa berbagai seruannya kepada bangsa selama kuncian Covid-19 sebagian besar diikuti oleh warganya.
Baca Juga: Istimewanya Air Tanjung, Diyakini Bisa Bikin Lezat Ketupat Lebaran hingga Diserbu Warga
Ketika krisis virus corona melumpuhkan negara, PM Modi muncul di hadapan bangsa dan meminta mereka untuk mengikuti pemerintah dan warganya mematuhinya.
Sejak itu, PM Modi telah muncul tiga kali di hadapan negara, pertama kali mengumumkan Lockdown secara nasional, yang kedua saat perpanjangan Lockdown dan yang terbaru saat mengumumkan kondisi ekonomi, dan semua permintaannya telah dipatuhi warga.
Bahkan latihan unik seperti meminta orang desa untuk berdiri di ambang pintu dan bertepuk tangan pada waktu tertentu, atau menyalakan lilin di tempat lain, telah diikuti oleh jutaan orang di India.
Baca Juga: Cegah Stres Selama Masa Pandemi, Berikut Saran dari Praktisi Terapi Bermain dan Seni
Tetapi di balik usaha PM Modi, ada fakta bahwa ia tidak pernah meremehkan ancaman virus atau mengatakan India memiliki kemampuan besar untuk mengatasinya.
"Modi juga selalu bekerja dengan baik dengan otoritas negara terlepas dari ideologi," tulis NYT lebih lanjut.***