Sejumlah Studi Sebut Perokok Sulit Terjangkit Virus Corona, WHO Kini Angkat Bicara

11 Mei 2020, 03:05 WIB
Ilustrasi perokok.* /XINHUA/

PIKIRAN RAKYAT - Sebelumnya banyak kabar beredar jika seorang perokok menurut studi ternyata sulit untuk terjangkit virus corona.

Bahkan sudah ada 28 studi di dunia yang meneliti hal tersebut dan memiliki hasil yang sama.

Dalam hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan penjelasannya.

Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19, HIK Kota Tasikamalaya Alami Inflasi Sebesar 0,13 Persen pada Bulan April

Pada Jumat, 8 Mei 2020, WHO menyatakan bahwa merokok tidak bisa melindungi orang dari virus corona, justru malah sebaliknya.

Lembaga itu menyebutkan bahwa perokok yang terinfeksi Covid-19 memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit parah dan juga kematian.

WHO menyebut bahwa pernyataan milik Dr Maria Kerkhove yang menyebut perokok memiliki kemungkinan untuk tidak dirawat di rumah sakit, itu adalah salah.

"Ada beberapa laporan media tentang studi yang belum dilakukan peer-review yang melihat prevalensi merokok di antara orang yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19. Studi ini tidak dirancang untuk mengevaluasi apakah merokok itu melindungi atau tidak dalam bentuk atau bentuk apa pun," kata perwakilan WHO dikutip dari laman Xinhua. 

Baca Juga: Mulai Disalurkan Besok, Begini Mekanisme Penyerahan Bansos saat Pelaksanaan PSBB di Kota Tasikmalaya

WHO juga menyatakan bahwa pernyataan itu juga tidak mengatakan bahwa merokok dapat melindungi diri dari Covid-19.

WHO justru menambahkan terkait bahayanya tembakau yang telah menimbulkan jutaan orang meninggal setiap tahunnya.

"Bahaya tembakau sudah dikenal luas dan kita tahu bahwa jutaan orang meninggal setiap tahun akibat penggunaan tembakau. COVID-19 adalah penyakit pernapasan dan merokok menyebabkan kerusakan pada paru-paru," katanya.

WHO mengatakan bahwa sejumlah penelitian menemukan bahwa merokok justru mengarah pada pengembangan penyakit parah.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Facebook Bisa Ganti Background Gunakan Foto Sendiri? Faktanya Berbeda

Pasien perokok itu cenderung harus menggunakan ventilator untuk membantu pernapasan dan bahkan ada sampai yang meninggal dunia.

"Kami tahu bahaya merokok dan kami tahu bahwa perokok, jika mereka terinfeksi COVID-19, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit parah dan kematian," ujar perwakilan WHO tersebut.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Xinhua

Tags

Terkini

Terpopuler