Antibodi Tidak Menunjukkan Bukti Pasien Menjadi Kebal dari Virus Corona, WHO Peringatkan

19 April 2020, 12:17 WIB
ILUSTRASI virus corona.* /ANTARANEWS./

PIKIRAN RAKYAT - Selama ini, tes antibodi digunakan untuk memeriksa apakah seseorang sudah sembuh dari wabah virus corona atau belum.

Tes antibodi ini dipercaya dapat menunjukkan kekebalan dalam tubuh untuk melawan Covid-19.

Namun, Jumat 17 April 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa tes antibodi virus corona pada dasarnya tidak berguna untuk membuktikan kekebalan.

Baca Juga: Kapolresta Jayapura Viral Ngerap Lagu Corona, Warganet: Ini Kreativitas yang Luar Biasa

Hal ini dinyatakan untuk mengurangi harapan bahwa tes antibodi dapat menunjukkan seutuhnya bahwa seseorang pulih dari Covid-19.

Seperti yang diberitakan oleh New York Post, yang disebut 'serologis' hanya dapat menunjukkan jika antibodi ada di dalam darah seseorang.

WHO menyatakan bahwa keberadaan antibodi hanya untuk menunjukkan jika seseorang terjangkit Covid-19, baik dengan atau tanpa gejala.

Hal ini mengungkapkan, bahwa belum jelas apakah setelah pulih dari Covid-19 dapat memberikan kekebalan atau justru membuat seseorang terinfeksi kembali terpapat virus corona.

Baca Juga: 20 Staf Istana Kepresiden Afghanistan Positif Corona, Presiden Ghani Dipastikan Negatif

"Tes antibodi ini akan dapat mengukur tingkat serologi, tingkat antibodi, tetapi tidak berarti bahwa seseorang dengan antibodi akan 'kebal' dari virus corona," ujar Kepala Unit Penyakit WHO, Dr Maria Van Kerkhove.

Dalam hal ini Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO, Mike Ryan juga mengemukakan pernyataannya.

"Tidak ada yang yakin apakah seseorang dengan antibodi sepenuhnya terlindungi dari penyakit atau bahkan akan terpapar lagi," ujar Ryan.

Baca Juga: Berselisih Soal Penanganan Covid-19, Presiden Brasil Bolsonaro Pecat Menteri Kesehatan

Ia juga mengungkapkan terkait beberapa tes yang memiliki masalah sensitivitas,.

"Mereka mungkin memberikan hasil negatif palsu," imbuh Ryan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: New York Post

Tags

Terkini

Terpopuler