20 Staf Istana Kepresiden Afghanistan Positif Corona, Presiden Ghani Dipastikan Negatif

19 April 2020, 11:00 WIB
PRESIDEN Afghanistan Ashraf Gani /*/India Today

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani membenarkan terkait rumor yang menyebut setidaknya ada 20 pekerja di Istana Presiden mengidap Covid-19, mereka dinyatakan positif usai mengikuti tes massal corona di Istana pada Sabtu, 17 April 2020 lalu.

Namun, sejauh ini dikabarkan tidak ada indikasi bahwa Ashraf Ghani tertular corona dari pekerjanya yang positif virus corona itu.

"Dua puluh orang terinfeksi Covid-19 di Istana Kepresidenan. Namun, masih disembunyikan untuk memastikan tidak ada kepanikan yang melanda warga Afghanistan," kata seorang pejabat pemerintah, seperti dikutip PikiranRakyat-Tasimalaya.com dari situs Indiatoday.in.

Baca Juga: Berselisih Soal Penanganan Covid-19, Presiden Brasil Bolsonaro Pecat Menteri Kesehatan

Pejabat lain mengonfirmasi jumlah tersebut dan menambahkan ada 12 orang dari Kantor Administrasi Presiden juga tertular virus tersebut. Juru bicara Ghani, Sediq Seddiqi menolak berkomentar.

Ia mengatakan akan menolak bila diminta membukakan identitas pasien terinfeksi, karena menurutnya itu sangat rahasia.

Serupa dengan Seddiqi, Kementerian Kesehatan Afghanistan juga berkomitmen akan merahasiakan identitas mereka, hingga pulih dari virus yang menyerang sistem pernapasan ini.

Baca Juga: Ancam Tembak Massal Warga AS Tak Gunakan Masker, Kakek Berusia 62 Tahun Ditangkap Polisi

Diketahui, Presiden Ghani yang kini berusia 70 tahun itu, tinggal di komplek Istana Presiden yang luas di pusat Kota Kabul. Foto-foto resmi terbaru menunjukan dirinya menggunakan masker dan sarung tangan, terutama saat mengadakan pertemuan.

Ghani, baru-baru ini memulai masa jabatan keduanya sebagai presiden dan menghadapi berbagai krisis, termasuk proses perdamaian yang gagal dan serangan terhadap otoritasnya oleh saingannya yang sengit, Abdullah Abdullah, yang juga mengklaim sebagai presiden.

Sementara itu, Pemerintah Kota Kobul tengah memberlakukan kebijakan penguncian wilayah yang baru-baru ini telah diperpanjang pemerintah selama tiga minggu, yang juga berdampak pada penutupan sejumlah kantor.

Baca Juga: AS Tuding Laboratorium Wuhan Biang Keladi Virus Corona, Prancis: Tak Ada Bukti

Kebijakan itu diambil, mengingat Afghanistan sebagai negara mayoritas islam ini, telah melaporkan 933 kasus terinfeksi Covid-19, termasuk 33 kematian.

Para pengamat khawatir jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan, karena negara yang diklaim miskin ini hanya memiliki akses terbatas untuk pengujian.

Apalagi setelah kasus infeksi dilaporkan dari Istana Kepresidenan mencuat ke permukaan, pemerintah akan semakin sulit menghadapi ancaman dunia ini, namun mereka mengaku akan terus berusaha keras demi warga Afghanistan.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Indiatoday.in

Tags

Terkini

Terpopuler