Italia Genting Corona, Kesulitan Demi Kesulitan Terus Dihadapi

24 Maret 2020, 20:28 WIB
Penumpukan Peti Mati dan sisa-sisa korban coronavirus, di Bergamo, Italia /Via Mirror

PIKIRAN RAKYAT - Jumlah kasus virus corona di Italia semakin mengalami peningkatan. Hingga Selasa 24 Maret 2020 malam, jumlahnya kini mencapai hampir 64.000 kasus.

Angka terbaru menunjukkan 6.077 orang telah meninggal dunia dalam waktu sebulan.

Angka ini menjadikan Italia negara yang paling parah terkena dampaknya di dunia, dengan hampir dua kali lipat jumlah kematian di Tiongkok, tempat virus itu muncul pada Desember tahun lalu.

Baca Juga: Ketahuilah Tiga Pemain Sepak Bola dengan Bayaran Termahal Sedunia

Kepala Badan Perlindungan Sipil, Angelo Borrelli mengatakan pengujian untuk penyakit ini di Italia sangat terbatas, sehingga ribuan kasus pun tidak terdeteksi.

Angelo Borreli mengatakan kepada surat kabar La Repubblica, yang mengindikasikan bahwa dia yakin kasus virus corona di Italia kemungkinan 10 kali lebih tinggi dari yang dilaporkan, yakni total warganya yang terinfeksi bisa saja mencapai 640.000 orang.

Tak hanya alat tes yang terbatas, dia mengatakan kesulitan terbesar yang dihadapi Italia saat ini didukung pula kurangnya masker dan ventilator, masalah yang telah memengaruhi sistem kesehatan sejak penularan pertama kali muncul di wilayah utara Lombardy yang kaya pada 21 Februari.

Baca Juga: Pusat Pertokoan Kota Tasikmalaya Disemprot 6000 Liter Cairan Disinfektan

Italia berusaha mengimpor saham dari luar negeri, tetapi Borrelli mengatakan negara-negara seperti India, Rumania, Rusia dan Turki telah menghentikan penjualan semacam itu.

"Kami sedang menghubungi kedutaan, tapi saya khawatir tidak ada lagi masker yang akan datang dari luar negeri," katanya.

Epidemi Covid-19 tampaknya akan membuat ekonomi Italia yang sudah rapuh menjadi semakin hancur. Hal ini dikarenakan sebagian bisnis besar yang ditutup.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, PT KAI Lakukan Penyesuaian Perjalanan

Pemerintah menginginkam dana bailout untuk negara-negara anggota dari mata uang euro bisa dikerahkan tanpa batasan, namun permintaan ini akan membuat Roma berselisih dengan negara-negara utara yang lebih kaya.

Beruntungnya, saat ini ada yang disebut European Stability Mechanism (ESM), dimana ini dapat membantu negara-negara zona euro hanya dengan syarat mereka menyesuaikan kebijakan ekonomi mereka untuk mengatasi masalah yang menyebabkan negara tersebut mencari bantuan keuangan.

"Satu-satunya persyaratan yang dapat diterima adalah menggunakan sumber daya ESM untuk mengelola kesehatan dan darurat ekonomi," kata Wakil Menteri Ekonomi Antonio Misian kepada Reuters, menyiapkan kemungkinan pertempuran dengan Brussels mengenai cara terbaik untuk keluar dari krisis.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler