PIKIRAN RAKYAT - Virus corona menjelma menjadi wabah yang sangat ditakutkan masyarakat dunia, menyusul angka kematian semakin tinggi.
Para ilmuwan tengah gencar melakukan penelitian untuk menemukan obat yang dapat menyembuhkan terinfeksi virus corona dengan cepat, mengingat jumlah terinfeksi telah banyak ditemukan di berbagai belahan dunia.
Di tengah kondisi mencekam saat ini, beredar pesan berantai yang menyebut bahwa obat dengan kandungan ibuprofen bisa menambah parah Covid-19. Informasi tersebut beredar di aplikasi percakapan WhatsApp.
Baca Juga: Gojek dan Grab Saling Bergandengan Siapkan Angkutan untuk Tenaga Medis di Tengah Wabah Covid-19
Pesan itu sempat membingungkan warga karena ibuprofen menjadi bahan obat pereda nyeri dan demam. Nama WHO pun dicatut dalam pesan tersebut.
Pesan itu lantas menyarankan masyarakat agar meminum obat yang mengandung paracetamol sebagai pertolongan pertama.
"Info tambahan, dari WHO. Jika ada gejala sakit terkena batuk, pilek, panas tinggi, jangan minum obat yang mengandung ibuprofen. Ini akan menambah hidup virus corona convid-19. Pertolongan pertama yang dilakukan adalah minum obat flu dan demam yang mengandung paracetamol, di Indonesia obat-obat tersebut terdapat pada obat sebagai berikut panadol, paramex, neozep," bunyi pesan berantai tersebut.
Baca Juga: Bantu Memutus Rantai Penularan Covid-19, Ratusan Personil di Tasikmalaya Bubarkan Kerumunan Warga
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Antara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), semula memang melarang masyarakat mengonsumsi obat dengan kandungan ibuprofen sebagai pengobatan mandiri untuk penyakit Covid-19.
Hal itu diungkapkan WHO setelah Menteri Kesehatan Perancis Oliver Veran mengingatkan bahwa obat anti-peradangan dapat memperburuk efek dari virus.
Pernyataan Oliver Veran mengacu pada jurnal kesehatan The Lancet yang menyebutkan hipoteseis bahwa enzim yang dikuatkan oleh obat antiperadangan seperti ibuprofen dapat memfasilitasi dan memperburuk infeksi Covid-19.
"Saat ini, berdasarkan informasi yang ada, WHO tidak merekomendasi menolak penggunaan ibuprofen," tulis WHO lewat Twitter.
Berdasarkan fakta yang berhasil dihimpun PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, klaim yang menyebut kandungan obat ibuprofen dapat memperkeruh keadaan terinfeksi Covid-19, dapat dipastikan hoaks, dan masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.***