Peringatkan Negara yang Tidak Alami Kasus Corona, Kepala WHO: Harus Selalu Bersiap

28 Februari 2020, 16:33 WIB
World Health Organization (WHO) Resmi memberi nama COVID-19 pada novel corona virus /Twitter


PIKIRAN RAKYAT - Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus belum lama ini mengeluarkan pernyataan yang kontrovesial karena ia mengandaikan suatu negara yang belum terdeteksi virus corona sebagai negara yang dapat melakukan kesalahan fatal.

Pernyataan ini dikeluarkan Tedros dalam pertemuan WHO di Jenewa, Swiss pada Kamis, 27 Februari 2020.    

Dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com melalui situs Reuters bahwa Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menganggap suatu negara yang belum memiliki kasus corona itu berarti belum dapat dikatakan aman, justru harus semakin selektif untuk tidak terjadi kesalahan fatal.

Baca Juga: Sekuel Train To Busan Rilis Poster Perdana, 'Peninsula' Tunjukkan Situasi Genting Diantara Para Zombie

"Ini akan menjadi 'kesalahan fatal' bagi negara mana pun untuk menganggapnya tidak akan terkena virus corona baru, dan negara-negara kaya yang mungkin mengira mereka lebih aman harus siap-siap jika virus tiba-tiba melanda," tutur kepala Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada hari Kamis.

Kepala Program Darurat WHO Dr. Mike Ryan mengibaratkan Iran yang sejauh ini melaporkan kematian terbanyak di luar Tiongkok.

Bahkan, amat mungkin berurusan dengan wabah yang lebih buruk daripada yang dipahami.

Dia juga mengatakan diskusi sedang diadakan dengan penyelenggara tentang nasib pertandingan Olimpiade yang dijadwalkan untuk Juli di Jepang.

"Tidak ada negara yang seharusnya berasumsi tidak akan mendapatkan kasus  itu akan menjadi kesalahan fatal, secara harfiah,” tutur  Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca Juga: Usai Italian Junior Dibatalkan, Atlet Muda Bulutangkis Tanah Air Melaju ke Dutch International 2020

“Dan saya bahkan mengatakan jika Anda melihat Italia, anggota G7 itu benar-benar kejutan. Jadi, bahkan banyak negara maju lainnya yang juga melihat kejutan,” tutur Tedros menambahkan.

Tedros mengatakan epidemi di Iran, Italia, dan Korea Selatan berada pada titik yang menentukan dengan ditandai oleh kelompok infeksi dengan beberapa penularan di masyarakat, tetapi belum oleh penularan masyarakat yang berkelanjutan.

Sebelumnya, WHO menyatakan wabah virus corona itu sebagai darurat internasional pada 30 Januari lalu.

WHO juga mendesak negara-negara di dunia untuk melakukan penyaringan, ruang isolasi dan kampanye pendidikan publik.

"Virus ini memiliki potensi pandemi. Ini bukan waktunya untuk takut. Ini adalah waktu untuk mengambil tindakan untuk mencegah infeksi dan menyelamatkan nyawa sekarang," tutur Tedros dengan tegas.

Baca Juga: Ratusan Gojek Tasikmalaya Turun ke Jalan untuk Lakukan Aksi Tolak Kebijakan Pemerintah Pusat

Senada dengan Presiden AS Donald Trump, Tedros juga menyarankan langkah-langkah higienis mirip dengan pencegahan flu, seperti sering mencuci tangan.

Iran mengatakan pada Kamis, 28 Februari 2020 bahwa jumlah kematian dari virus corona di wilayahnya telah meningkat menjadi 26 dan jumlah orang yang terinfeksi mencapai 245.

Faktanya, jumlah kematian di Iran menjadi yang tertinggi dari penyebaran virus corona di luar Tiongkok.

Ditanya tentang tingkat kematian hampir 10% Iran di antara kasus-kasus yang diketahui, Dr. Mike Ryan, kepala program darurat WHO, mengatakan itu adalah indikasi bahwa penyakit itu mungkin telah menyebar lebih jauh di Iran daripada yang terungkap dalam angka resmi.

Kepala Program Darurat WHO Dr. Mike Ryan mengatakan bahwa tingkat kematian hampir sepuluh persen terjadi di Iran, sehingga tak menutup kemungkinan bahwa virus corona telah menyebar lebih jauh daripada yang terungkap dalam angka resmi.

Baca Juga: Longsor Melanda Kampung Palasari Tasikmalaya, Satu Orang Dinyatakan Hilang

Terlebih, kedatangan virus corona ini seakan tidak terdeteksi, seolah mereka dapat menyebar mudah.

“Saya tidak curiga ini ada hubungannya dengan perawatan klinis, lebih berkaitan dengan pengawasan,” katanya, seraya menambahkan bahwa sejauh ini kasus yang lebih parah telah terdeteksi, sementara kasus yang lebih ringan akan menyusul.

Ryan mengatakan WHO sedang bekerja dengan penyelenggara Olimpiade Tokyo dan belum pasti keputusan apa yang akan segera diambil.

“Semua orang bekerja bersama untuk mencoba melestarikan apa yang merupakan acara global yang sangat penting,” tutup Ryan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler