Keluarkan Perintah untuk Evakuasi, Amerika Ditentang Warganya di Kapal Pesiar Diamond Princess Saat Masih Jalani Karantina

16 Februari 2020, 10:47 WIB
Kapal pesiar Diamond Princess /Disway.id/

PIKIRAN RAKYAT – Kapal Pesiar Diamond Princess yang sedang berlabuh di Pelabuhan Yokohama, Jepang terpaksa memanjangkan masa berlabuhnnya karena ditemukannya puluhan kasus corona dalam kapal tersebut dan terus bertambah hingga kini.

Diamond Princess mulai dikarantina oleh Pemerintah Jepang sejak awal Februari dan direncanakan akan berakhir pada 19 Februari 2020 mendatang, setelah ditemukannya puluhan kasus virus corona dalam kapal tersebut.

Kejadian itu diawali setelah mantan penumpang yang turun di Hong Kong dinyatakan positif virus corona. Terdapat lebih dari 3.700 orang berada dalam kapal pesiar. Sedangkan, orang yang terdiagnosis virus korona telah dikeluarkan dari kapal tersebut.

Baca Juga: Kedapatan Tengah Pesta Minuman Keras, Delapan Remaja Digiring ke Mapolres Tasikmalaya

Dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com melalui situs Fox News, sebagian penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang berasal dari Amerika direncanakan akan dievakuasi oleh Pemerintah Amerika.

Namun, rencana itu ditentang oleh salah satu warga Amerika yang masih berada dalam kapal karena dirasa bukan ide yang bagus. Warga Amerika tersebut menginginkan tetap di kapal pesiar hingga masa karantina selesai dan pergi tanpa kekhawatiran apapun.

Ini dimulai saat salah seorang pejabat CDC memberikan konfirmasi tentang rencana Pemerintah Amerika terhadap warganya yang ingin dievakuasi dari Kapal Pesiar Diamond Princess.

Baca Juga: Persib Bandung vs Persis Solo: Dua Gol Pangeran Biru Hantui Ulang Tahun Pasoepati

“Sekitar 400 orang Amerika dan keluarga mereka di Diamond Princess akan ditawari kursi pada dua penerbangan yang bisa tiba di Pangkalan Angkatan Udara Travis, California pada hari Minggu,” tutur salah seorang pejabat CDC.

Tim CDC akan menyaring penumpang dan gejala yang menunjukkan virus corona, tidak akan diizinkan ikut dalam penerbangan itu.

Seorang penumpang bernama Smith yang ada di atas kapal pesiar Diamond Princess, yang saat ini dikarantina di lepas pantai Jepang di tengah wabah koronavirus, berbicara menentang rencana Amerika Serikat untuk mengevakuasi penumpang Amerika.

Baca Juga: Jemput Anaknya yang Sempat Terisolasi di Wuhan, Pesan Seorang Ayah ini Membuat Terharu

Atas rencana yang diusulkan Amerika tersebut, Smith justru merasa skeptis. Ini dikarenakan Smith merasa hanya akan diliputi prasangka buruk saat melalui proses evakuasi itu.

“Aku mengerti, dapat turun dari kapal ini untuk ditempatkan di tempat lain, tetapi dalam keadaan ini, tawaran untuk menempatkan kami di bus dengan orang lain yang belum menyelesaikan masa karantina mereka dan belum diuji virusnya.

"Kemudian, kami akan ditempatkan di pesawat dengan semua orang ini dan dibawa kembali ke Amerika Serikat, dan karena risiko yang masih akan dihadapi karena situasi itu, kami akan dimasukkan kekarantina lain," ujar Smith.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Minggu, 16 Februari 2020: Hujan Basahi Kota Resik

Dibandingkan harus mengikuti proses evakuasi, warga Amerika Serikat bernama lengkap Matthew Smith ini merasa lebih menyukai tinggal dalam kapal pesiar. Terlebih ia telah dikarantina bersama istrinya sejak 5 Februari lalu.

“Keinginan terbesar kami pada saat ini adalah untuk mempertahankan karantina yang telah ditetapkan oleh pejabat kesehatan Jepang.

“Kemudian mendapatkan tes virus lagi di akhir karantina itu, sehingga kami dapat memastikan dengan penuh bahwa kami tidak terinfeksi dan bebas untuk pergi," lanjut Smith.

Baca Juga: 6000 Peserta Ikut Parade, Kota Bandung Menjadi Rumah Bersama

Smith mengakui bahwa dia lebih suka tetap berada dalam kapal pesiar Diamond Princess, meski kapal itu memiliki keadaan yang buruk, tetapi Smith merasa cukup puas dengan tempatnya.

"Kami memiliki akses ke balkon, kami diberi makan dengan baik, tiga kali sehari dengan makanan berlebih dan mereka menyediakan semua kebutuhan yang kami butuhkan di sana," katanya.

Namun begitu, Smith cukup bersimpati dengan mereka yang tidak tinggal di kamar seperti dia dan istrinya.

Baca Juga: Sembilan Warga dari Natuna Dipulangkan ke Jawa Barat, Ridwan Kamil Siapkan Transportasi Jemputan

"Kita bisa pergi keluar untuk mencari udara segar dan sinar matahari kapan pun kita mau. Penumpang lain memiliki pengalaman yang sangat berbeda, saat mereka berada di kabin interior yang jauh lebih kecil dan tidak ada akses ke udara segar," tambah Smith.

Smith mengatakan, istrinya telah tertekan dan lebih emosional tentang situasi karantina yang dialaminya. Namun sejauh ini, mereka dalam kondisi raga yang baik-baik saja.

"Dari segi kesehatan, kami baik-baik saja," tutup Smith.

 
Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Fox News

Tags

Terkini

Terpopuler