Dampak Virus Corona yang Mematikan, Kini Tiongkok Diasingkan dari Dunia Internasional

3 Februari 2020, 11:53 WIB
PENANGANAN pasien virus corona di Tiongkok.* /REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT – Mewabahnya virus corona yang diyakini berkembang dari Wuhan, Tiongkok terus tersebar hingga ke berbagai belahan negara di dunia. Dikabarkan, sudah ada sekitar 22 negara telah mengkonfirmasi penemuan kasus virus corona di negaranya.

Perlahan Tiongkok mulai menghadapi keterasingan yang semakin meningkat dari negara-negara yang memberlakukan pembatasan perjalanan dan penangguhan penerbangan ke daratan Tiongkok.

Ini disebabkan dengan jumlah korban tewasa akibat virus corona yang semakin meningkat hingga 304 jiwa. Bahkan saat ini, korban yang terinfeksi telah menambah ke angka 2.590 jiwa, sehingga jumlah korban terinfeksi mencapai 14.380 jiwa.

Baca Juga: Melayat ke Rumah Duka, Wakil Presiden Ma'ruf Amin jadi Imam Sholat Almarhum Gus Sholah

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari situs Reuteurs, epidemic yang terjadi di Tiongkok menyebabkan evakuasi massal terhadap warga asing yang bermukim di Tiongkok dan akan memperburuk pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Sebagian besar kasus virus corona internasional terjadi pada orang-orang yang baru-baru ini bepergian ke Tiongkok atau sedang berkunjung dari provinsi Hubei yang diyakini menjadi pusat semakin mewabahnya virus tersebut.

Akibatnya, Kota Wuhan yang berada di Provinsi Hubei pun sudah seminggu lebih berada dalam status lockdown, karena seluruh jalanan dengan tranportasi umum ditutup oleh Pemerintah Tiongkok.

Baca Juga: Resmi Hengkang, Intip Perjalanan Achmad Jufriyanto yang Bawa Persib Bandung Juara ISL 2014

Di Beijing, konter didirikan di pintu masuk perumahan, menempatkan para sukarelawan yang mengenakan pita merah dengan wajah ditutup masker untuk mencatat detail penduduk yang kembali dari kampung halaman mereka setelah liburan Tahun Baru Imlek.

Di Rusia, aparat militer akan memulai mengevakuasi warga Rusia yang berasal dari daerah yang paling terkena dampak wabah pada Senin dan Selasa.

Pemerintah Rusia telah menangguhkan penerbangan langsung dengan Tiongkok, menangguhkan perjalanan bebas visa bagi pengunjung Tiongkok, serta menghentikan visa kerja.

Baca Juga: Gus Sholah Meninggal Dunia, Presiden Joko Widodo: Beliau Putra Pahlawan Nasional

Bahkan Singapura dan Amerika Serikat telah mengumumkan lebih dahulu tentang larangan warga negara asing yang baru-baru ini berada di Tiongkok untuk memasuki wilayah mereka per 31 Januari yang lalu.

Diikuti oleh pemerintah Australia pada Sabtu, 01 Februari dan pemerintah Inggris telah menarik beberapa staf dan konsulat dari kedutaan di Tiongkok.

Berbagai maskapai penerbangan internasional pun mulai menangguhkan semua atau beberapa penerbangan ke Tiongkok.

Baca Juga: Lakukan Agenda Rutin untuk Tingkatan Kebersihan, Satgas Citarum Harum Dinilai Bawa Perubahan Besar

Terbaru adalah Qantas Airways Ltd dan Air New Zealand yang menangguhkan penerbangan pada 9 Februari 2020 mendatang, karena terbitnya larangan perjalanan dari pemerintah.

Bahkan, tiga maskapai utama Amerika Serikat telah membatalkan penerbangan ke daratan Tiongkok pada Jum’at, 31 Januari 2020 yang lalu.

Berlangsungnya penarikan warga negara, pembatasan perjalanan, dan penangguhan penerbangan yang dilakukan negara-negara di dunia terhadap Tiongkok, membuat Tiongkok mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Berhasil Pulangkan Mahasiswa Jawa Tengah dari Tiongkok, Ganjar Pranowo: Keempatnya Negatif Virus Corona

Dikatakan oleh Bank Sentral Tiongkok, bahwa dampak sementara belum terlihat karena ekonomi masih cukup baik, tetapi itu akan meningkatkan dukungan kredit dan menurunkan biaya pinjaman untuk perusahaan yang terkena dampak.

Beberapa perusahaan kelas dunia yang memiliki toko di Tiongkok terpaksa menutup toko mereka. Salah satunya adalah Apple Inc yang akan menutup semua toko resmi dan kantor perusahaan di Tiongkok hingga 9 Februari.

Lusinan perusahaan besar seperti IKEA dan Walmart Inc terpaksa membatasi perjalanan akibat wabah virus corona tersebut.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler