Plot Film Peppermint di Dunia Nyata, Seorang Ibu Berhasil Tegakkan Keadilan atas Kematian Putrinya

20 Desember 2020, 13:00 WIB
Miriam Rodriguez Martinez, ibu dari korban penculikkan yang berjuang untuk keadlian putrinya. //Twitter//@Foro_TV

PR TASIKMALAYA – Miriam Rodriguez Martinez, seorang ibu asal San Fernando, Meksiko, menjadi seorang aktivis kemanusiaan dan berjuang untuk keadilan atas kematian putrinya, Karen, yang berusia 20 tahun, yang diculik pada Kamis, 23 Januari 2014, oleh Los Zetas.

Los Zetas merupakan sebuah sindikat kriminal yang dianggap sebagai salah satu kartel narkoba paling berbahaya di Meksiko.

Keberanian Miriam yang luar biasa dalam memburu para pembunuh putrinya itu terungkap dalam investigasi New York Times yang diterbitkan pada Minggu, 13 Desember 2020.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Jadi Penghambat Ekonomi, Puluhan Ribu Keluarga Miskin di Jawa Barat Lulus dari PKH

Pada saat itu, Karen sedang berada di dalam truk pickupnya ketika sekelompok orang bersenjata memaksa masuk kemudian menculiknya.

Keluarga Karen berusaha untuk menuruti keinginan para penculik dan meminjam sejumlah uang untuk membayar tebusan.

Miriam lalu bertemu dengan seorang anggota kartel yang menawarkan bantuan untuk menyelamatkan Karen dengan harga $ 2.000.

Tetapi ia dan keluarganya ditipu. Di akhir tahun 2014, Karen ditemukan telah meninggal di sebuah peternakan kosong.

Baca Juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Pangeran Philip Tulis Surat yang Menyentuh untuk Para Guru

Miriam kemudian memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupnya demi keadilan bagi kematian putrinya.

Ia ingin informasi yang diberikannya kepada polisi membuat orang yang bersalah atas kematian Karen dipenjara.

Untuk melacak para pembunuh, Miriam mengubah rambut dan penampilannya, menggunakan identitas palsu, dan melakukan banyak penyamaran.

Dikutip dari laman Insider oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, dalam salah satu contoh, dia berpura-pura menjadi petugas pengumpul suara untuk mengumpulkan nama dan alamat. Di lain waktu, dia berpura-pura menjadi petugas kesehatan.

Baca Juga: Ditanya Karni Ilyas Soal Kehidupannya, dr Tirta: Saya Belajar dari Jual Gorengan Bang!

Dari usahanya ini, Miriam berhasil menangkap seorang anggota kartel ketika berjualan mawar di jalan.

Ia mengejar dan menjegal orang tersebut, lantas menodongkan pistol ke tenggorokannya sembari mengancam akan menembak jika dia bergerak.

Perjuangan Miriam berakhir tepat pada Hari Ibu tahun 2017, ketika sekelompok orang bersenjata menembaknya di depan rumahnya, beberapa minggu setelah dia mengejar target terakhirnya.

Miriam ditemukan tewas oleh suaminya dengan tubuh tertelungkup di jalan raya, dengan sebuah pistol di dekat tangannya.

Baca Juga: Beri Balasan Komentar Netizen, Ridwan Kamil: Kakek Saya Dipenjara Belanda, Pakde Saya Dibunuh PKI

Pada Selasa, 15 Desember 2020, saluran TV Meksiko ForoTV men-tweet gambar Miriam dengan teks dalam bahasa Spanyol, "# LoMásVisto Miriam Rodríguez, wanita yang mengejar pembunuh putrinya hingga menangkap mereka."

Menurut laporan dari The Times, anggota Los Zetas kerap kali berseteru secara brutal dengan para pemimpin mereka, menculik orang yang tidak bersalah untuk tebusan, dan membuat pertandingan kematian antar tawanan untuk olahraga.

Pada tahun 2010, pihak berwenang menemukan 72 mayat migran di pinggiran Kota San Fernando. Di tahun berikutnya, mereka mendapati 200 mayat di sebuah kuburan massal yang diketahui sebagai penumpang bus yang menjadi korban penculikan.

Miriam Rodriguez juga telah membentuk komunitas dari orang-orang dengan anggota keluarga hilang. Putra Miriam, Luis, telah meninggalkan Kota San Fernando untuk menghindari kerasnya kota tersebut.

Baca Juga: Dunia Akui Prestasi 2 Ilmuwan Indonesia ini, Sosok yang Patut Jadi Inspirasi Generasi Muda Tanah Air

Kini, Miriam Rodriguez dianggap sebagai pahlawan di kampung halamannya. Masyarakat setempat memberikan penghormatan dengan membuat sebuah plakat perunggu di alun-alun. 

Meski kisah ini hampir sepenuhnya menyerupai plot film Peppermint (2018), Jennifer Garner, bintang utama dalam film tersebut, menyebut bahwa film itu sepenuhnya bersifat fiktif.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Insider

Tags

Terkini

Terpopuler