2.783 Tentara Azerbaijan Tewas Selama Konflik 2020 dengan Armenia

3 Desember 2020, 21:44 WIB
Ilustrasi bendera Azerbaijan. / //Pixabay//jorono

PR TASIKMALAYA – Azerbaijan mengatakan bahwa 2.783 tentaranya tewas selama konflik dengan pasukan etnis Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh.

Selain itu juga, Azerbaijan mengatakan lebih dari 100 tentaranya masih hilang, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya dari Aljazeera pada Kamis, 3 Desember 2020.

Sampai saat ini Azerbaijan belum mengungkapkan kerugian militernya akibat konflik yang meletus dengan Armenia.

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Benny Wenda Buat Negara Ilusi, Fadli Zon: Jangan Anggap Enteng Imajinasi Kemerdekaan

Konflik yang dimulai pada 27 September 2020 dan terhenti pada 10 November 2020, ketika kesepakatan perdamaian yang ditengahi Rusia mengantarkan gencatan senjata.

Bagian-bagian wilayah di Nagorno-Karabakh yang sebelumnya dikuasai oleh etnis Armenia diserahkan ke Azerbaijan.

Di mana Pasukannya telah merebut teritorial, termasuk wilayah yang hilang di Baku dalam perang sebelumnya pada tahun 1990-an.

Baca Juga: Geledah Rumah Dinas Edhy Prabowo, KPK Temukan Barang Bukti Mulai Uang Asing Hingga Sepeda

Dari pihak Armenia juga belum mengungkapkan jumlah korban tewas terakhir untuk militernya.

Tetapi, seorang pejabat etnis Armenia pada 14 November 2020 mengkonfirmasi bahwa 2.317 tentara telah tewas.

Puluhan warga sipil dari kedua belah pihak juga tewas selama konflik, yang membuat Azerbaijan dan Armenia dituduh menggunakan amunisi tandan di wilayah sipil.

Baca Juga: 9 Bulan Indonesia Dilanda Covid-19, Fadli Zon: dari Awal Sudah Salah, ini Bukan Pemutusan Rantai!

Dalam perkembangan terpisah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia akan mengunjungi sekutu setia Ankara, Azerbaijan, pada 9 dan 10 Desember 2020.

Kunjungan yang direncanakan adalah yang pertama oleh kepala negara asing ke Baku sejak gencatan senjata.

Ankara mengumumkan pada hari Selasa bahwa Turki dan Rusia telah setuju untuk memantau gencatan senjata Karabakh dari pusat penjaga perdamaian bersama.

Baca Juga: Berseteru dengan Irma Suryani di Mata Najwa, Fadli Zon : Anda Jangan Fitnah!

Bulan lalu, parlemen Turki memilih untuk mengerahkan misi untuk mendirikan pusat dengan Rusia.

Sementara Moskow bersikeras bahwa Turki tidak akan memiliki pasukan di lapangan berdasarkan ketentuan kesepakatan gencatan senjata.

Pejabat Turki mengatakan pusat itu akan didirikan di daerah yang ditentukan oleh Azerbaijan.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler