Polio Jadi Virus Mematikan yang Pernah Menyerang Dunia, Begini Caranya Menyebar!

- 24 Oktober 2020, 16:44 WIB
Ilustrasi vaksin polio.*/Pixabay/
Ilustrasi vaksin polio.*/Pixabay/ /

PR TASIKMALAYA – Hampir satu tahun dunia disibukkan dengan penyebaran virus Corona (Covid-19).

Penelitian terkait vaksin dan pencegahan virus terus digaungkan demi menurunkan tingkat penyebaran pandemi ini.

Namun, sebelum mewabahnya virus corona, dunia pernah dihadapkan dengan wabah lain yang berasal dari virus juga, yaitu polio.

Baca Juga: Ma'ruf Amin: Indonesia Punya Potensi Jadi Produsen Makanan Halal Terbesar di Dunia

Penyakit polio merupakan penyakit menular yang berpotensi mematikan. Banyak peneliti mengatakan bahwa penyakit ini dianggap tidak ada obatnya, tetapi ada vaksin yang aman dan efektif.

Selain itu, Polio (Poliomielitis) adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus.

Virus itu menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan ireversibel dalam hitungan jam.

Polio menyebar melalui kontak orang ke orang, ketika seorang anak terinfeksi virus poilio liar, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus.

Baca Juga: Achmad Yurianto Alami Mutasi Mendadak, Menkes: itu untuk Organisasi, Bukan Kepentingan Tertentu

Ini kemudian dibuang ke lingkungan melalui feses, di mana ini dapat menyebar dengan cepat terutama dalam situasi kebersihan dan sanitasi yang buruk.

Sementara itu, anak-anak yang belum dilatih untuk buang air di toilet bisa menjadi sumber penularan terlepas dari lingkungan mereka. Polio dapat menyebar ketika makanan atau minuman terkontaminasi oleh feses.

Ada juga bukti bahwa lalat dapat secara pasif memindahkan virus polio dari feses ke makanan.

Kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio tidak memiliki tanda-tanda penyakit dan tidak pernah sadar bahwa mereka telah terinfeksi.

Baca Juga: UU Cipta Kerja Dipastikan Dapat Diakses Masyarakat Setelah Ditandatangani Presiden

Orang-orang tanpa gejala ini membawa virus di usus mereka dan dapat ‘diam-diam’ menyebarkan infeksi ke ribuan orang lain.

Kebanyakan orang yang terinfeksi (90 persen) tidak memiliki gejala atau gejala yang sangat ringan dan biasanya tidak dikenali.

Di sisi lain, gejala awal termasuk demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher, dan nyeri di tungkai.

1. Kelumpuhan flaksid akut

Satu dari 200 infeksi menyebabkan kelumpuhan ireversibel, biasanya di kaki. Ini disebabkan oleh virus yang memasuki aliran darah dan menyerang sistem saraf pusat.

Virus menghancurkan sel-sel saraf yang mengaktifkan otot. Otot yang terkena tidak lagi berfungsi dan anggota badan menjadi tak bernyawa – suatu kondisi yang dikenal sebagai acute flaccid paralysis (AFP). 

Baca Juga: UU Cipta Kerja Dipastikan Dapat Diakses Masyarakat Setelah Ditandatangani Presiden

2. Polio bulbar

Dalam kasus yang paling parah (bulbar polio), virus polio menyerang sel-sel saraf batang otak, mengurangi kapasitas bernapas dan menyebabkan kesulitan dalam menelan dan berbicara.

Di antara mereka yang lumpuh, lima persen hingga 10 persen meninggal ketika otot-otot pernapasan mereka menjadi tidak bisa bergerak.

Sementara itu, ada juga post polio yang berarti gejala bisa muncul 15-40 tahun setelah terkena polio.

Gejala-gejala ini disebut sindrom post polio, termasuk kelemahan otot progresif baru, kelelahan parah, serta nyeri pada otot dan persendian.

Baca Juga: UU Cipta Kerja Dipastikan Dapat Diakses Masyarakat Setelah Ditandatangani Presiden

Tidak ada obat untuk polio hanya perawatan untuk meringankan gejala. Panas dan terapi fisik digunakan untuk merangsang otot dan obat antispasmodic diberikan untuk mengendurkan otot-otot.

Meskipun ini dapat meningkatkan mobilitas, itu tidak dapat membalikan kelumpuhan polio. Polio hanya dapat dicegah melalui imunisasi.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x