Baca Juga: WAKEONE Entertainment Konfirmasi ZEROBASEONE Akan Debut pada Juli 2023
Sebagai bagian dari penelitian, para peneliti menganalisis data kadar hormon pada rambut dan kulit kepala lebih dari 6.000 sampel rambut yang diperoleh dari pria dan wanita dewasa.
Sampel rambut itu kemudian dianalisis dan ditindaklanjuti selama kurang lebih sekitar lima sampai tujuh tahun. Dari hasil tersebut, setidaknya diketahui ada 133 kejadian penyakit kardiovaskular.
Orang yang sangat rentan terkena penyakit kardiovaskular adalah individu dengan kadar hormon kortisiol dan kortison hang meningkat.
Namun untuk orang yang berusia di atas 57 tahun, penyakit kardiovaskular tidak ada hubungan yang kuat antara kortison rambut dan kadar kortisiol.
Penulis studi Profesor Elisabeth van Rossum, dari Pusat Medis Universitas Erasmus Rotterdam, mengatakan para peneliti berharap bahwa analisis rambut berpotensi digunakan sebagai tes untuk membantu dokter mengidentifikasi orang yang berisiko tinggi penyakit kardiovaskular untuk menyarankan perawatan baru di masa depan.
Dia berharap analisis tersebut mampu memberikan manfaat dan membantu dokter dalam menentukan individu mana yang mungkin berisiko tinggi terkena kardiovaskular.
"Kemudian, mungkin di masa depan penargetan efek hormon stres dalam tubuh bisa menjadi metode baru target pengobatan," sambungnya.***