Tampak Awet Muda Selepas Ramadhan, Ilmuwan Jepang Sebut Puasa Cegah Penuaan Dini

- 2 Mei 2020, 04:00 WIB
ILUSTRASI kulit halus.*
ILUSTRASI kulit halus.* /PIXABAY/

Penelitian berlanjut pada manusia, empat sukarelawan berpuasa selama 58 jam. Menggunakan metabolomik atau pengukuran metabolit, para peneliti menganalisis sample darah lengkap pada interval selama periode puasa.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Mencicipi Masakan saat Berpuasa Hukumnya Makruh hingga Batalkan Puasa

Kemudian, para ilmuwan dapat menemukan bukti glukoneogenesis dengan menilai kadar metabolit tertentu dalam darah, termasuk karnitin dan butirat. Setelah berpuasa, kadar metabolit ini telah meningkat dalam darah.

Akan tetapi, para ilmuwan juga mengidentifikasi lebih banyak perubahan metabolisme, beberapa hasilnya pun sangat mengejutkan peneliti.

Puasa ternyata memunculkan senyawa antipenuanaan. Kadar purin dan pirimidin yang lebih tinggi adalah petunjuk bahwa tubuh mungkin meningkatkan kadar antioksidan tertentu.

Baca Juga: Penggiat Kesehatan di Kabupaten Tasikmalaya Terjun Edukasi Masyarakat Cegah Covid-19

Lebih lanjut, peneliti menjelaskan bahwa ini mungkin penyebab umur hidup tikus lebih panjang. Dalam keempat subjek, para peneliti mengidentifikasi 44 metabolit yang meningkat selama puasa, beberapa di antaranya meningkat 60 kali lipat.

Menurut Dr. Takuyaki, metabolit ini sangat penting untuk pemeliharaan otot dan aktivitas antioksidan. Hasil tersebut menunjukkan kemungkinan efek peremajaan dengan puasa, yang tidak diketahui sampai sekarang.

Ilmuwan percaya bahwa kenaikan antioksidan muncul selama menahan lapar. Sehingga tubuh mengalami tingkat stres oksidatif yang tinggi.

Baca Juga: Ulama Pakistan Dicemooh Usai Sebut Bahwa Virus Corona Ada Karena Ulah dari Perempuan

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Medical News Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x