Profesor FFUI Ungkap Ancaman Terpapar Covid-19 di Usia Produktif

- 7 Desember 2020, 12:49 WIB
Ilustrasi virus corona.
Ilustrasi virus corona. /PIXABAY/fernandozhiminaicela

"Untuk itu, mengingat tingginya CFR, maka saat ini para peneliti di dunia berkolaborasi dalam mempersiapkan vaksin.

Baca Juga: Buka Lapangan Pekerjaan, Kementerian PUPR Bangun 4 Proyek Prioritas

"Harapannya, vaksin dapat menstimulasi pembentukan antibodi terhadap penyebab Covid 19. Dengan mempertimbangkan CFR tersebut, herd immunity diharapkan dapat dicapai melalui vaksin," jelas Prof. Maksum.

Ia menambahkan, dengan adanya vaksinasi, masyarakat yang telah diimunisasi diharapkan supaya melindungi mereka yang belum menerima imunisasi.

Pada proses herd immunity dari vaksinasi, ketaatan akan protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan hingga beberapa tahun mendatang sebab efektivitas faksin masih harus diuji setidaknya dalam enam bulan, satu tahun, atau bahkan lebih.

Baca Juga: Foto Maaher Menangis Beredar, Budiman Sudjatmiko: Jika Menangis, Lawanmu Tak Menghargaimu  

Prof. Maksum pun menerangkan, apabila vaksin telah dinyatakan aman oleh regulator, akan ada penerima yang diprioritaskan oleh pemerintah.

Pertama ialah tenaga kesehatan, kemudian mereka yang pernah berkomunikasi dekat dengan pasien positif, disusul oleh petugas publik yaitu ASN, lalu tenaga pendidik, dan terakhir masyarakat umum.

Ia menegaskan pentingnya usaha untuk menghindari paparan sebelum tersedianya vaksin atau efek post surveillance marketing setelah kabar vaksinasi dipublikasikan.

Baca Juga: Tiba di Indonesia, Presiden Jokowi Minta BPOM Tetap Uji Vaksin Covid-19 Sinovac

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah