Mitos atau Fakta: Benarkah Pasien Covid-19 yang Obesitas Kondisinya Bisa Lebih Buruk?

8 November 2020, 16:57 WIB
Ilustrasi obesitas. /Pixabay/Michal Jarmoluk/

PR TASIKMALAYA - Orang yang mempunyai masalah obesitas dan terinfeksi virus corona disebut dapat mengalami kondisi yang lebih buruk.

Namun, salah satu dokter ternama pakar endokrinologi di Sekolah Kedokteran Universitas Hacettepe di Ibu Kota Ankara dari Turki memberikan pendapat.

Dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Anadolu Agency, Dr. Okan Bulent Yildiz mengatakan bahwa obesitas tampaknya memiliki sejumlah efek perlindungan.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Pernyataan Kontroversi Macron hingga Aksi Boikot Produk asal Prancis

"Sebuah Meta-analisis dari 19 riset menunjukkan bahwa pada seseorang dengan obesitas, kebutuhan untuk rawat inap rumah sakit, perawatan intensif, dan pemasangan ventilator meningkat hingga 80 persen akibat Covid-19," kata Dr. Okan Bulent Yildiz.

Yildiz menjelaskan, ketika dua miliar orang di seluruh dunia mengalami masalah berat atau obesitas, jumlah kasus Covid-19 mencapai hampir 50 juta.

Baru-baru ini, ia bersama koleganya sedang mengevaluasi hubungan antara kedua aspek tersebut.

Baca Juga: Kamala Harris Jadi Wapres AS Terpilih, Sosok Douglas Emhoff Ikut Mencuat

Namun bertolak belakang dengan efek negatif, kata Yildiz, meta-analisis juga menemukan bahwa obesitas tidak meningkatkan risiko kematian pada pasien Covid-19 di ICU.

Obesitas ringan hingga sedang bahkan dapat menimbulkan efek perlindungan dalam perawatan intensif. Kondisi inilah yang disebut paradoks obesitas."

Setelah rampung meta-analisis nantinya akan dimasukkan ke jurnal, ia menambahkan sebab obesitas bisa dari makanan, tidur, stres, dan olahraga.

Baca Juga: Cocok untuk Diet, Berikut Resep Donat Brownies Gluten Free

Dengan menekankan pentingnya kegiatan fisik sehari-hari selama pandemi Yildiz menjelaskan sulitnya mengontrol berat badan.

"Banyaknya waktu yang dihabiskan di rumah selama masa pandemi, kurangnya aktivitas fisik, gangguan pola tidur, dan tingginya tingkat stres mempersulit kontrol berat badan bagi penderita obesitas,” lanjutnya.

Ia menambahkan bahwa keadaan itu bahkan menyebabkan kenaikan berat badan bagi mereka yang sebelumnya tidak memiliki masalah berat badan.

Baca Juga: Perjalanan Karir Kamala Harris, Wanita Berdarah Asia yang Sukses jadi Wakil Presiden AS

"Semua orang membutuhkan pola makan yang sehat dan seimbang, sebab makanan merupakan faktor penting untuk mempersiapkan tubuh manusia melawan penyakit.

"Semakin tinggi tingkat stres seseorang, maka semakin sulit pula bagi orang tersebut untuk menurunkan berat badan. Mustahil untuk mengendalikan berat badan Anda jika Anda sendiri tidak aktif secara fisik.

Untuk itu, olahraga baik di rumah maupun di luar ruangan harus dilakukan dengan mematuhi aturan jaga jarak sosial," paparnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Anadolu Agency ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler