10 Oktober Hari Kesehatan Mental Sedunia, WHO: Setiap 40 Detik Seseorang Meninggal Karena Bunuh Diri

10 Oktober 2020, 09:00 WIB
//Pixabay/Wokandapix/

PR TASIKMALAYA - World Mental Health Day atau dalam bahasa Indonesia Hari Kesehatan Mental Sedunia selalu diperingati setiap 10 Oktober.

Diperingati pertama kali pada tahun 1992 sebagai kegiatan tahunan World Federation for Mental Health (WFMH) oleh Wakil Sekretaris Jenderal Richard Hunter.

Tahun ini hari Kesehatan Mental Dunia diperingati di tengah perjuangan melawan pandemi Covid-19.

 Baca Juga: KPU Sultra: Paslon Akan Kena Sanksi Pidana Jika Langgar Protokol Kesehatan Saat Kampanye Pilkada

Situasi seperti ini tentu memaksa setiap orang untuk mengubah kebiasaannya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Petugas kesehatan memberikan perawatan dalam keadaan sulit, pergi bekerja dengan rasa takut membawa pulang Covid-19, dan para pelajar yang harus beradaptasi dengan metode belajar secara daring.

Bagi orang-orang dengan kondisi kesehatan mental, banyak yang mengalami isolasi sosial yang lebih besar daripada sebelumnya.

Belum lagi mengelola kesedihan karena kehilangan orang yang dicintai, terkadang tanpa bisa mengucapkan selamat tinggal.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, 10 Oktober 2020: Akan Terjadi Hujan Ringan di Siang Hari 

Kondisi seperti itu dapat menyebabkan stres dan bagi orang-orang yang terdampak lebih jauh tentunya akan mengganggu kesehatan mentalnya. 

Tingkat kecemasan, ketakutan, isolasi, jarak dan pembatasan sosial, ketidakpastian dan tekanan emosional yang dialami telah meluas saat dunia berjuang untuk mengendalikan virus ini dan mencari solusi. 

Pandemi di seluruh dunia saat ini muncul di tengah angka kesehatan mental yang sudah mengerikan yang menyebabkan kondisi kesehatan mental meningkat di seluruh dunia.

World Health Organization (WHO) sebagai Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa kesehatan mental menjadi salah satu bidang kesehatan masyarakat yang paling terabaikan.

Baca Juga: Kekerasan Anak Meningkat, Kak Seto Peringkatkan Orang Tua Kendalikan Emosi

Pada tahun 2018 WHO menyatakan bahwa setiap 40 detik seseorang meninggal karena bunuh diri. Setiap tahun ini mewakili lebih dari 800.000 orang yang mati karena bunuh diri, lebih dari jumlah orang yang mati karena perang dan pembunuhan jika disatukan. 

79% kasus bunuh diri global terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMIC).

Gambaran suram ini memastikan bahwa kesehatan mental sekarang harus lebih diprioritaskan daripada sebelumnya. 

The World Economic Forum pada tahun 2018 juga mencatat bahwa gangguan kesehatan mental sedang meningkat di setiap negara di dunia dan dapat merugikan ekonomi global hingga $ 16 triliun antara tahun 2010 dan 2030.

Baca Juga: Soal Korupsi Penerimaan Gratifikasi kepada Direksi BTN, Pihak Berwenang Tetapkan Dua Tersangka

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman WFMH, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia memberi keterangan. 

“Dunia menerima konsep jaminan kesehatan universal. Kesehatan mental harus menjadi bagian integral dari UHC. Tidak ada yang boleh ditolak aksesnya ke perawatan kesehatan mental karena dia miskin atau tinggal di tempat terpencil,” Ujarnya.

Pernyataan ini mensyaratkan bahwa di bawah keadaan darurat kesehatan global saat ini, tidak boleh ada seorang pun yang ditolak perawatan kesehatan mentalnya.

Baca Juga: Meski Zona Merah, Pemkot Bandung Izinkan Bioskop Beroperasi 

Kesehatan mental adalah hak asasi manusia dan inilah saatnya kesehatan mental tersedia untuk semua orang.

Oleh karena itu, tema Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun 2020 ini adalah Kesehatan Mental untuk Semua: Investasi Lebih Besar - Akses Lebih Besar.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: WHO

Tags

Terkini

Terpopuler