Network
PIKIRAN RAKYAT - Drama Korea selalu memiliki cerita menarik tentang isu-isu tertentu untuk diangkat ke layar kaca. Salah satunya adalah isu tentang kesehatan mental remaja.
Cerita tentang kesehatan mental ini terkadang disebabkan oleh orang-orang terdekat, sistem pendidikan yang ketat, atau bullying di lingkungan sekolah.
Isu-isu mengenai hal tersebut nyatanya banyak diminati oleh pecinta drama Korea. Kesehatan mental remaja yang diangkat dalam Korea sangat beragam, bahkan beberapa cerita berakhir dengan melakukan kekerasan dan pembunuhan.
Baca Juga: Google Ikut Terdampak Merebaknya Virus Corona, Karyawan Diminta Kerja di Rumah
Tak jarang, drama Korea yang mengangkat isu kesehatan mental remaja memiliki alur yang rumit dan penuh misteri.
Berdasarkan rangkuman Pikiran-Rakyat.com, berikut tiga drama Korea tentang kesehatan mental remaja yang mampu menguras emosi:
1. Class of Lies
Drama Class of Lies yang ditayangkan pada tahun 2019 ini memiliki cerita yang cukup rumit. Drama yang ditayangkan di OCN tersebut menceritakan tentang seorang pengacara yang menyamar sebagai guru untuk mengungkap fakta di balik peristiwa pembunuhan salah satu siswi di SMA bergengsi.
Drama yang dibintangi Jun U-KISS ini berputar pada cerita mengenai jual-beli nilai di Cheonmyung Highschool, kasus bullying, sampai prostitusi remaja.
Meskipun ber-genre misteri, suspense, dan thriller, drama ini juga menyoroti tentang bagaimana anak-anak di usia 18 tahun struggle menjalani kehidupan remaja mereka dan mencari alasan kenapa mereka melakukan kejahatan.
Baca Juga: Warga Jepang Kurang Suka Roti, Restoran Cepat Saji Asal Amerika Bikin Burger Berbahan Nasi
Terdapat beberapa siswa yang menjadi perisak bahkan menjadi lintah darat. Namun, ia juga memiliki sisi simpati dimana ternyata ia berurusan dengan rentenir karena ulah ayahnya. Ia juga harus tunduk pada kelompok Veritas yang berkuasa dan kaya raya.
Drama ini juga menyoroti tentang alasan sebenarnya anak-anak bertindak kejahatan sampai membunuh, yaitu tekanan dari pihak orangtua yang menginginkan anaknya menjadi sempurna, sampai rela melakukan beragam cara agar berhasil.
Namun, ternyata tekanan tersebut justru membuat anak-anak depresi dan melakukan hal jahat yang ingin mereka lakukan.
2. Sky Castle
Drama populer yang mendapatkan rating tertinggi di tahun 2018 ini mengisahkan tentang kompetisi ketat dunia pendidikan di Korea Selatan.
Menceritakan empat keluarga yang tinggal di komplek mewah di salah satu sudut kota Seoul, drama ini lebih fokus terhadap keberhasilan setiap anak dalam keluarga mereka.
Setiap keluarga sama-sama menyombongkan pendidikan dan prestasi anak masing-masing. Masalah muncul ketika salah satu ibu yaitu Lee Myung Joo tiba-tiba bunuh diri, padahal selalu terlihat bahagia seolah-olah dunia berada di dalam genggamannya.
Baca Juga: Yayan Ruhian Beraksi Lagi, Film Kolaborasi Malaysia-Indonesia Tampilkan Laga Sekelas Hollywood
Kemudian konflik dilanjutkan dengan Han Seo Jin yang ambisius dengan pendidikan anak perempuannya yang mendapatkan tips masuk kuliah kuliah dari mendiang Lee Myung Joo.
Seo Jin tak menyadari bahwa tips kuliah yang diberikan mendiang Lee Myung Joo justru berdampak buruk terhadap keluarganya.
Masing-masing keluarga dalam drama ini memiliki latar belakang serta permasalahan berbeda, namun tetap terobsesi dengan dunia pendidikan dan berusaha keras untuk merancang kehidupan terbaik untuk anak-anak mereka.
Sikap ambisius yang dimiliki oleh para orangtua justru berdampak buruk kepada kesehatan mental anak-anak mereka dan membuat mereka terluka.
Baca Juga: Tiga Kecamatan di Tasikmalaya Punya Kapolsek Baru
Karena harus selalu menuruti apa kata orangtua mereka, anak-anak Sky Castle bertindak berontak, bahkan dengan berani sampai memfitnah sesama teman untuk melindungi citra masing-masing.
Dibalik itu semua, anak-anak Sky Castle merasakan tekanan batin dan hanyalah anak polos yang menginginkan dunia biasa untuk anak-anak remaja.
3. Beautiful World
Drama yang dibintangi aktor muda Nam Da Reum ini mengangkat isu sosial yang tidak jauh berbeda dengan Sky Castle.
Drama ini berawal dari Park Seon Ho yang ditemukan dalam kondisi kritis setelah terjatuh dari gedung sekolah.
Orangtua Seonho yang merasakan banyak hal janggal dari kejadian itu, memutuskan untuk mencari kebenaran terkait insiden yang menimpa anaknya.
Baca Juga: Tiga Kecamatan di Tasikmalaya Punya Kapolsek Baru
Disisi lain, ada orangtua berusaha menutupi fakta-fakta dengan menyembunyikan barang bukti yang dianggap dapat memberatkan anaknya, Oh Joon Seok.
Dengan harta dan jabatannya sebagai pimpinan yayasan sekolah, Jin Pyo berusaha mengendalikan situasi.
Drama ini pun berkutat pada kasus bullying dan kekerasan di sekolah yang sering dianggap sebagai masalah tunggal disebabkan oleh pelaku yang selalu dicap belum dewasa.\
Baca Juga: Teleconference Massal dengan Ratusan Kepala Daerah se-Indonesia, Bupati Garut Berupaya Percepat Tuntaskan TBC
Drama ini juga berputar pada kebingungan remaja terhadap hal baik dan hal buruk yang didapatkan dari sikap orang dewasa yang gagal menjadi sosok teladan.
Kritik sosial mengenai sikap orang dewasa menjadi pelengkap dalam drama ini.
Masalah yang yang ditimbulkan anak-anak adalah buah dari sikap orang dewasa yang selalu menutupi kesalahan. Dengan kata lain, kita menuai apa yang kita tabur.
Drama ini diakhiri dengan orang dewasa yang mulai bersikap jujur pada dirinya dan orang-orang sekitar, tanpa melibatkan perasaan anak-anak yang masih labil.***
