Masakan Nusantara yang Mendunia Berpeluang Besar Masuk Pasar Afrika

29 September 2020, 15:40 WIB
Ilustrasi Rendang Padang. */chilibeli.com /

PR TASIKMALAYA - Citarasa masakan nusantara sangat mendunia, bahkan ada beberapa yang masuk kategori makanan terenak di Dunia.

Banyak negara yang jatuh cinta terhadap masakan Indonesia, sebab dinilia kayak akan rempah-rempahnya sebagai bahan masakan.

Salah satunya negara Afrika. Bisnis masakan Indonesia berpeluang besar memasuki pasar Afrika. Sayangnya, hingga kini baru ada empat restoran Indonesia di seantero Afrika.

Baca Juga: Jadi Musisi Wanita Peringkat 1 Terlama di Billboard, Taylor Swift Unggul dari Rekor Whitney Houston

Dikutip dari Warta Ekonomi, hal itu diungkap oleh Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika Al Busyra Basnur, dalam keterangan tertulis, Senin 28 September 2020.  

“Lihat, di benua dengan 55 negara dan penduduk 1,3 miliar jiwa, terdapat hanya empat restoran Indonesia yaitu di Mesir, Afrika Selatan, Rwanda, dan Sudan.

"Sementara, restoran dari berbagai negara lain seperti Cina, Jepang, Korea, India, Vietnam, Timur Tengah, Italia, dan Amerika Serikat, menjamur di Afrika,” kata Al Busyra.

Baca Juga: Satu Persatu Negara Islam Mulai 'Tunduk', Kini Giliran Sudan yang Resmi Berdamai dengan Israel

Peluang bisnis kuliner Indonesia di Afrika, kata Al Busyra, disebabkan antara lain, Indonesia dikenal luas dan sangat baik di Afrika, apalagi dikaitkan dengan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. 

Selain itu, Afrika terdiri dari ratusan etnik dan budaya dengan makanan yang beragam seperti Indonesia.

Bahkan kerja sama perdagangan antarnegara dan perusahaan Indonesia yang berinvestasi di Afrika terus berkembang; dan keempat, orang Indonesia kian banyak bepergian ke, bekerja, dan hidup di Afrika. 

Baca Juga: Di Tengah Tren Dolar Amerika Serikat yang Menaik, Harga Emas Alami Diskon

Al Busyra lebih lanjut memaparkan, tantangan utama yang dihadapi sekarang adalah sebagian besar orang Indonesia belum mengenal perkembangan terkini, potensi, dan peluang berbisnis makanan Indonesia di Afrika.

Ia menambahkan, tantangan lain yang dihadapi adalah transportasi bahan dan bumbu masakan Indonesia karena jarak Indonesia dan negara-negara Afrika cukup jauh dan frekuensi penerbangan masih terbatas.

“Namun, dengan Ethiopia, terdapat penerbangan langsung Addis Ababa-Jakarta, yang dilayani maskapai Ethiopian Airlines,” jelasnya. 

Baca Juga: Membela dan Mendukung Azerbaijan Sepenuh Hati, Presiden Turki Tegaskan Armenia untuk Mundur

Paparan Al Busyra disampaikan dalam seminar nasional bertajuk "Gastro Diplomacy Goes to Africa, serial Indonesia-Afrika: Bersinergi Membangun Bersama di Masa Pandemic Covid-19". Acara ini diselanggarakan secara virtual Senin, 28 September 2020. 

Seminar diadakan oleh Pusat Studi Afrika, FISIP Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan Indonesia Gastronomy Community (IGC) dan Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI). 

Pembicara lain pada acara tersebut adalah Paramitaningrum PhD dari Indonesia Gastronomy Community Universitas Binus dan Dr Pinky Saptandari, Ketua Pusat Studi Afrika Unair, dengan moderator Dian Rosdiana, Sekjen Asosiasi Antropologi Indonesia.

Baca Juga: Warga Desa Tetangga juga Relakan Tanahnya Terpangkas untuk Jalan TMMD Reguler Brebes

Ketika membuka seminar, Dr Falih Suaedi, Dekan FISIP Unair, antara lain mengatakan bahwa acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang Afrika.

Tujuan lainnya adalah meningkatkan kerja sama Indonesia-Afrika, khususnya di bidang gastro diplomacy. ***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler