Benarkah Kerusakan Rambut Bisa Jadi Tanda Penyakit Jantung? Ini Kata Peneliti

26 Mei 2023, 20:06 WIB
Ilustrasi - Sebuah studi baru di Belanda mengungkapkan hubungan antara kondisi rambut dan kemungkinan seseorang terkena penyakit jantung. /Pexels/cottonbro

PR TASIKMALAYA - Penyakit jantung menjadi salah satu penyakit yang sangat berbahaya dan menakutkan.

Tak sedikit juga banyak orang yang meninggal karena memiliki riwayat penyakit jantung.

Sehingga beberapa ilmuan berusaha untuk mengurangi dan mengeras gejala penyakit jantung lebih awal. 

Salah satunya yaitu melalui kondisi rambut seseorang yang didiagnosa memiliki penyakit jantung.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Sarankan Ini ke Promotor Musik Supaya Tidak Terjadi Kasus Penipuan Online

Benarkah penyakit jantung ada kaitannya dengan kondisi rambut?

Sebuah studi baru di Belanda mengungkapkan hubungan antara kondisi rambut dan kemungkinan seseorang terkena penyakit jantung, yang disebabkan oleh masalah hormon stres.

Masalah hormon stres sering kali merupakan tanda kondisi rambut yang buruk, kuku rontok, atau kulit pecah-pecah. Fenomena ini juga bisa menjadi pertanda masalah kesehatan yang serius.

Seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Medical Daily pada Jumat, 26 Mei 2023, hormon stres pada rambut dan kulit kepala bisa memprediksi kemungkinan seseorang terkena serangan jantung atau stroke.

Baca Juga: WAKEONE Entertainment Konfirmasi ZEROBASEONE Akan Debut pada Juli 2023

Sebagai bagian dari penelitian, para peneliti menganalisis data kadar hormon pada rambut dan kulit kepala lebih dari 6.000 sampel rambut yang diperoleh dari pria dan wanita dewasa.

Sampel rambut itu kemudian dianalisis dan ditindaklanjuti selama kurang lebih sekitar lima sampai tujuh tahun. Dari hasil tersebut, setidaknya diketahui ada 133 kejadian penyakit kardiovaskular.

Orang yang sangat rentan terkena penyakit kardiovaskular adalah individu dengan kadar hormon kortisiol dan kortison hang meningkat.

Namun untuk orang yang berusia di atas 57 tahun, penyakit kardiovaskular tidak ada hubungan yang kuat antara kortison rambut dan kadar kortisiol.

Baca Juga: Selain Hari Lahir Pancasila dan Idul Adha, Intip Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Bulan Juni 2023

Penulis studi Profesor Elisabeth van Rossum, dari Pusat Medis Universitas Erasmus Rotterdam, mengatakan para peneliti berharap bahwa analisis rambut berpotensi digunakan sebagai tes untuk membantu dokter mengidentifikasi orang yang berisiko tinggi penyakit kardiovaskular untuk menyarankan perawatan baru di masa depan.

Dia berharap analisis tersebut mampu memberikan manfaat dan membantu dokter dalam menentukan individu mana yang mungkin berisiko tinggi terkena kardiovaskular.

"Kemudian, mungkin di masa depan penargetan efek hormon stres dalam tubuh bisa menjadi metode baru target pengobatan," sambungnya.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Medical Daily

Tags

Terkini

Terpopuler