Gen Z Wajib Tahu, Konsumsi Matcha Ternyata Dapat Atasi Depresi

24 Maret 2023, 16:27 WIB
Ilustrasi. Ketahui manfaat konsumsi matcha bagi kesehatan mental. /Pixabay/dungthuyvunguyen/

PR TASIKMALAYA – Depresi adalah gangguan suasana hati yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

Seseorang dengan depresi dapat mengalami beragam gejala, termasuk perasaan hampa yang terus-menerus.

Penyebab pasti dari depresi masih belum diketahui. Namun, faktor risiko tertentu dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami depresi, dan faktor tersebut termasuk mengalami peristiwa traumatis atau memiliki anggota keluarga lain yang mengalami depresi.

Para peneliti masih bekerja untuk memahami komponen yang mendasari depresi, banyak di antaranya masih belum jelas. Salah satu bidang yang menarik adalah bagaimana neurotransmiter seperti serotonin dan dopamin berdampak pada depresi.

Baca Juga: Kalau Mau Lolos Kartu Prakerja Gelombang 50, Pastikan Kamu Sudah Mengetahui Syarat dan Cara Mendaftarnya!

Dopamin adalah pembawa pesan kimia yang memengaruhi suasana hati dan motivasi, dan para ahli percaya bahwa kadar dopamin dapat menyebabkan depresi.

Meskipun pengobatan yang efektif memang ada, namun beberapa pasien mengalami efek samping yang tidak menyenangkan, dan diperkirakan 30,9% pasien memiliki respons yang buruk terhadap pengobatan.

Para peneliti bekerja untuk memahami terapi komplementer dan alternatif yang dapat membantu mengobati depresi.

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients, menunjukkan potensi efek antidepresan dari bubuk teh matcha, dan mekanisme yang mendasarinya.

Baca Juga: Sambangi PLBN Skouw di Jayapura, Sandiaga Uno Dapat Gelar Marga Numberi dari Tokoh Adat

Studi khusus ini melihat keefektifan teh matcha sebagai pengobatan depresi pada model tikus. Para peneliti melakukan percobaan mereka pada tikus yang mereka tempatkan dalam isolasi sosial untuk melihat bagaimana hal ini berdampak pada keefektifan pengobatan.

Selain itu, para peneliti membandingkan efek pada dua kelompok genetik tikus yang berbeda.

Galur C57BL/6J tikus, galur yang rentan terhadap stres yang biasa digunakan dalam penelitian hewan, dan galur BALB/c pada tikus, yang lebih toleran terhadap stres.

Setelah seminggu diisolasi, tikus dari masing-masing kelompok mendapat pemberian bubuk teh matcha. Meskipun tidak mungkin meniru kompleksitas depresi pada model tikus, para peneliti menggunakan tes yang disebut uji suspensi ekor untuk mengukur perilaku seperti depresi pada tikus.

Baca Juga: 5 Makanan Sahur yang Buat Tubuh Tetap Berenergi Selama Berpuasa

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari MNT, James Giordano, seorang profesor neurologi dan biokimia Pusat Pellegrino di Pusat Medis Universitas Georgetown, menyatakan bahwa teh matcha berfungsi sebagai antidepresan.

“Penelitian ini mengungkapkan bahwa ekstrak teh matcha memberikan setidaknya beberapa efek neurologis dan psikotropika melalui interaksi dengan sistem dopamine, dan jalurnya ke korteks prefrontal, dan nucleus accumbens, atau struktur otak subkortikal yang terlibat dalam aspek kognitif, emosional, dan perilaku depresi,” tuturnya.

Hasil ini menunjukkan bahwa dampak teh matcha sebagian berpengaruh pada area otak tertentu.

Namun, keefektifannya tampaknya bergantung pada kondisi mental yang sebenarnya. Karena, bubuk teh matcha hanya membantu tikus C57BL/6J yang mengalami tekanan mental tinggi akibat mereka diisolasi secara sosial.

Baca Juga: Waduch Sulit! Ada 3 Perbedaan dari Gambar Pegawai Coffee Shop yang Susah Dilihat di Tes IQ

Maka bubuk teh matcha berpotensi menjadi jalan yang berguna untuk penelitian lebih lanjut dalam pencarian pengobatan alternatif untuk depresi.

Sama halnya dengan obat-obatan, ini tidak akan menjadi obat mujarab untuk depresi atau kecemasan, ini mungkin hanya berfungsi sebagai bentuk pengobatan tambahan. 

Namun, tak ada salahnya mengonsumsi matcha terutama jika kamu merupakan pencinta minuman atau makanan matcha.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler