Orang yang Overthinking Punya IQ di Atas Rata-Rata? Simak Fakta Psikologi Berikut

25 Maret 2022, 08:16 WIB
Simak fakta psikologi dimana orang yang overthinking disebut memiliki IQ di atas rata-rata. Benarkah?* /Pixabay/StockSnap

PR TASIKMALAYA - Fakta psikologi kali ini mengungkap hubungan antara overthinking dan IQ tinggi.

Dari fakta psikologi, orang yang overthinking disebut memiliki IQ yang di atas rata-rata.

Selain IQ tinggi, orang yang overthinking pun disebut lebih kreatif karena sering berpikir atau melakukan dialog batin yang rutin.

Fakta psikologi ini menjadi sedikit berita baik bagi orang yang dipenuhi dengan ketidakpastian dan keraguan diri akibat overthinking.

Baca Juga: Tes IQ: Periksa Kesehatan Otak Anda dengan Pecahkan Matematika Sederhana, Berapa Banyak Kotak pada Gambar?

Akan tetapi, sejauh mana fenomena overthinking ini mempengaruhi IQ atau intelegensi.

Obrolan berkelanjutan dalam pikiran orang yang neurotik juga dapat menghasilkan beberapa sifat yang cukup positif.

Ahli psikologi menyatakan bahwa studi penelitian memberikan kepercayaan pada gagasan bahwa ada beberapa manfaat menjadi orang yang cemas, baik manfaat untuk otak atau bahkan peningkatan kecil dalam kesehatan fisik Anda.

Tentu saja, terlalu banyak berpikir sampai pada titik kecemasan yang ekstrem bukanlah hal yang ideal.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Ini Akan Ungkap Jika Kamu Orang yang Penyayang dan Penuh Kasih pada Orang Lain

Fenomena overthinking sendiri mengidentifikasi dengan sifat sering khawatir, merenungkan suatu masalah, dan menganalisis berbagai hal lebih dari orang kebanyakan.

Perilaku seperti itu dapat menyebabkan stres berlebih yang dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi dan masalah pencernaan.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengendalikannya apakah itu melalui terapi atau perubahan gaya hidup lainnya sehingga membebaskan Anda untuk merangkul otak yang terlalu aktif itu dan memanfaatkannya untuk selamanya.

Meski demikian, overthinking tak selamanya negatif. Artikel ini bisa menjadi sedikit validasi mengenai sisi positif rasa cemas ini.

Baca Juga: Tes Psikologi: Ujilah Ketelitian dan Kecerdasanmu dan Ungkaplah Apa yang Salah Dari Gambar Perempuan Ini

Berikut fakta soal overthinking sebenarnya bermanfaat bagi hidup Anda secara ilmiah, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Huffpost.

Pertama, pemikir yang berlebihan atau overthinker mungkin lebih imajinatif dari yang lain.

Sebuah makalah opini yang diterbitkan dalam jurnal Trends in Cognitive Sciences menunjukkan bahwa area otak yang menampung pemikiran yang diciptakan sendiri, yaitu bagian yang terkait dengan overthinking bisa jadi lebih aktif pada individu neurotik.

Menurut peneliti, hal ini mengarah pada pemikiran yang berlebihan, yang kemudian dapat mengarah pada solusi atau ide.

Baca Juga: Tobey Maguire Akui Terpesona dengan Akting Tom Holland di Spider-Man: No Way Home

Adam Perkins selaku penulis pun mengamini soal bagaimana orang yang overthinking menyelesaikan masalah.

“Jika orang neurotik cenderung lebih memikirkan masalah karena memiliki banyak pikiran yang dihasilkan sendiri terkait ancaman, tampaknya mereka akan memiliki peluang lebih baik untuk menciptakan solusi atas masalah tersebut, dibandingkan orang yang melihat sisi terang kehidupan sepanjang waktu,” ungkapnya.

Perenungan yang konstan bisa menjadi tanda kecerdasan. Hanya saja, orang neurotik memiliki kecenderungan untuk merasa tidak bahagia karena hal ini.

Kecenderungan untuk khawatir, yang merupakan kebiasaan umum bagi orang overhinking berkorelasi dengan lebih banyak kecerdasan verbal, menurut sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Individual Differences.

Baca Juga: Tes IQ: Kamu Merasa Cerdas Coba Temukan Apa yang Salah pada Gambar Kolam Renang Ini

Hannya saja, hal ini tak serta merta menunjukkan bahwa berpikir berlebihan menyebabkan lebih banyak kecerdasan verbal, keduanya mungkin saja terhubung.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa individu yang gelisah atau cemas mungkin memiliki IQ lebih tinggi daripada mereka yang memiliki gejala kecemasan yang lebih ringan.

Tetapi hanya jika Anda juga berhati-hati.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Brain, Behavior, and Immunity menemukan bahwa kombinasi tinggi neurotisisme dan kesadaran dapat menyebabkan rendahnya tingkat protein dalam tubuh yang disebut interleukin-6, yang terkait dengan peradangan.

Baca Juga: Tes Psikologi: Uji Kualitas Kecerdasan dan Karakter Anda dengan Memilih Satu Jalan yang Akan Dilewati

Penulis penelitian ini pun mengatakan orang dengan dua sifat memiliki kondisi kronis yang lebih sedikit.

Intinya, terlalu banyak berpikir sampai pada titik stres yang ekstrem tidak akan ada gunanya bagi Anda.

Meski demikian, sedikit konsentrasi ekstra atau perenungan terkadang dibutuhkan, atau mungkin menambah manfaat meski tidak disadari.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Huffpost

Tags

Terkini

Terpopuler