Stimulasi Anak untuk Berpikir Cepat, Psikolog: Jangan Gunakan Kata-Kata yang Dibuat Lucu

18 Desember 2020, 10:00 WIB
Ilustrasi orangtua dan anak. //Pixabay/

PR TASIKMALAYA – Orang tua harus mengajari anak berbicara dengan lebih jelas dan tidak menggunakan kalimat yang dibuat lucu.

Demikian yang disampaikan oleh psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani dalam sebuah webinar pada Kamis, 17 Desember 2020.

Dengan diajarkan berbicara lebih jelas, Anna mengatakan bahwa hal itu dapat membantu anak berpikir cepat.

Baca Juga: Temukan Anak Panah di Mobil, Polsek Cicalengka Amankan 6 Orang Santri yang Diduga Menuju Jakarta

"Penting bagi anak berbicara dengan lebih jelas misalnya tidak memakai kalimat yang dilucu-lucuin. Katakan dengan kalimat jelas seperti berbicara dengan orang namun lebih singkat," ucap wanita yang akrab disapa Nina itu.

Ia juga menyarankan kepada para orang tua agar membantu anak untuk meperbanyak kosa kata dengan membaca dan mengajak mereka mengobrol. Ketika kehabisan ide, coba bawalah buku dan bacakan pada anak.

Diyakininya, cara itu bisa memberikan wawasan tentang apa yang ada di sekitarnya sehingga kemampuan berpikirnya lebih terstimulasi.

Di samping itu, untuk anak yang berusia 1-5 tahun cobalah untuk mengajaknya bermain teka-teki misalnya dengan menyembunyikan barang dapat menjadi cara untuk menstimulasi berpikir cepat.

Baca Juga: Diduga Serahkan Miliaran Rupiah kepada Mensos, PPK Diperiksa sebagai Saksi Dalam Perkara oleh KPK

Selain itu, diharapkan anak dapat lebih percaya diri, dengan cara orang tua memberikan mereka kesempatan untuk memilih dan merawat diri sendiri.

"Misalnya saat memilih baju, berikan pujian ketika anak menunjukkan perilaku baik, berikan kesempatan anak melatih kemampuan merawat diri misalnya mandi sendiri, makan sendiri sesuai kemampuan dia," kata Nina.

Lebih lanjut, potensi lainnya yang diharapkan muncuk pada diri seorang anak adalah aktif bersosialisasi.

Agar hal tersebut bisa tercapai, lanjutnya, orang tua dapat memulainya dengan menggunakan bahasa utama dalam keseharian saat berkomunikasi agar dia terbiasa mengerti bagaimana berinteraksi dengan orang lain.

Baca Juga: Imbau Masyarakat Tak Meminta Pembebasan HRS, Arteria Dahlan: Habib Rizieq ini Kan Panutan

Kemudian dengarkan dan beri respon positif saat anak mulai berinteraksi dengan orang lain dan ajak untuk melakukan aktivitas permainan pretend play atau roleplay.

Yang tidak kalah penting dari stimulasi yakni asupan nutrisi pada anak yang harus tercukupi dan berikan ruang aman untuk anak bergerak sebaga bagian dari komponen penting anak bisa tumbuh tinggi.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler