Perekonomian Global dan Domestik Dikabarkan Membaik, BI Pertahankan BI7DRR

- 15 Oktober 2020, 19:44 WIB
Ilustrasi Perekonomian Global dan Domestik
Ilustrasi Perekonomian Global dan Domestik /Pixabay

PR TASIKMALAYA - Perbaikan perekonomian global masih berlanjut bahkan pertumbuhan ekonomi domestik secara perlahan dikabarkan mulai membaik.

Menyikapi perkembangan yang didasarkan pada hasil asesmen keseluruhan, Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur tanggal 12 – 13 Oktober 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4,00 persen.

Selain itu, BI menekankan pada jalur kuantitas melalui penyediaan likuiditas, termasuk dukungan kepada Pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN tahun 2020, guna mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19. Demikian intisari Tinjauan Kebijakan Moneter Oktober 2020 yang diterbitkan pada Rabu, 14 Oktober 2020.

Baca Juga: Kantongi Nama Terduga Dalang Aksi Rusuh Demo Tolak Omnibus Law, Mahfud MD: Bukan SBY

Disisi lain, pertumbuhan ekonomi dunia terus membaik dipengaruhi besarnya stimulus fiskal di beberapa negara maju, terutama Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Pemulihan ekonomi global mendorong peningkatan beberapa indikator dini bulan September 2020, seperti mobilitas masyarakat global, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur dan Jasa di beberapa negara, serta keyakinan konsumen di AS dan kawasan Eropa.

Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi, dipicu isu geopolitik. Hal tersebut berdampak pada terbatasnya aliran modal ke negara berkembang dan menahan penguatan mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia.

Namun demikian, perkembangan terkini mengindikasikan pemulihan permintaan domestik, setelah mengalami kontraksi pertumbuhan pada triwulan II 2020.

Baca Juga: Prabowo Kunjungi AS, Guru Besar Hukum Internasional: Harus Dilihat Sebagai Strategi Hadapi Tiongkok

Pemulihan tersebut didukung terutama oleh belanja Pemerintah yang meningkat didorong stimulus fiskal terkait perlindungan sosial dan dukungan UMKM.

Hingga September 2020, realisasi stimulus fiskal terakselerasi hingga mencapai Rp318,48 trilliun atau 45,81 persen dari pagu anggaran belanja. Sementara itu, ekspor lebih baik dari prakiraan ditopang berlanjutnya permintaan global, terutama dari AS dan Tiongkok.

Sementara melakukan penyesuaian aliran modal global, diketahui Nilai tukar Rupiah tetap terkendali didukung langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia.

Baca Juga: Pertolongan Pertama Atasi Sariawan pada Bayi dan Anak-anak, Bisa Gunakan Aloe Vera

Inflasi tetap rendah seiring permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai. Sejalan kebijakan moneter dan makroprudensial akomodatif Bank Indonesia, kondisi likuiditas tetap longgar dan mendorong penurunan suku bunga.

Ketahanan sistem keuangan tetap kuat, meskipun risiko meluasnya dampak Covid-19 terhadap stabilitas sistem keuangan terus dicermati. Transaksi Sistem Pembayaran, baik tunai maupun nontunai menunjukkan peningkatan sejalan perbaikan ekonomi, disertai percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan.

Dalam rangka melakukan upaya pemulihan ekonomi, BI berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait. Koordinasi kebijakan dengan pemerintah, OJK dan LPS untuk memperkuat stabilitas sistem keuangan serta mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga: Naskah Final Omnibus Law 'Berubah', Wakil Baleg DPR: Yang Tak Sesuai Kesepakatan Panja Diperbaiki

Selain itu, BI juga akan terus mempercepat digitalisasi pembayaran dan perluasan ekosistem digital melalui kolaborasi dengan Pemerintah, bank, fintech, dan e-commerce untuk pemulihan ekonomi nasional. ***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: bi.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah