“Defisit perdagangan Indonesia dari Tiongkok dalam periode ini mencapai 2 miliar dolar AS,” ujar Djauhari dalam keterangan tertulis, Rabu 7 Oktober 2020.
Dia menjelaskan tahun lalu untuk periode Januari sampai Agustus 2020, kita defisit 6,6 miliar dolar Amerika Serikat, jadi ada penurunan defisit yang sangat signifikan, hingga 69,2%.
“Apabila tren tersebut terus berlangsung maka diharapkan sampai dengan akhir tahun defisit akan berkurang banyak dibandingkan tahun lalu” tambah Djauhari.
Baca Juga: Pusbimdik Khonghucu Kemenag Selenggarakan Pemilihan Guru Agama Teladan
Beberapa produk unggulan dan potensial Indonesia dalam periode ini tercatat mengalami peningkatan nilai ekspor secara signifikan, di antaranya:
Besi dan Baja (HS 72) meningkat 134.3%; Tembaga (HS 74) meningkat 88.5%; Alas kaki (HS 64) meningkat 31.9%; Kertas dan Paperboard (HS 48) meningkat 118.7%; Produk perikanan (HS 03) meningkat 16.2%; Karet (HS 40) meningkat 25.8%;
Plastik (HS 39) meningkat 20.4%; Timah (HS 80) meningkat 1163.6%; Aluminium (HS 76) meningkat 4124.1%; Bahan Kimia inorganik (HS28) meningkat 63.1%;
Buah-buahan tropis (HS 08) meningkat 72.8%; Kopi, teh dan rempah-rempah (HS 09) meningkat 280.8%.
Baca Juga: Samakan Covid-19 dengan Flu, Postingan Donald Trump Dihapus oleh Pihak Facebook
Sedangkan untuk produk Tekstil (HS 63) meningkat 3296.3%; Produk Kain khusus (HS 56) meningkat 54.2%; Produk Essential Oil, kosmetik dan lainnya (HS 33) meningkat 25.3%;