PR TASIKMALAYA - Hampir semua dalam sektor ekonomi mengalami penurunan omzet. Pengrajin Batik Lebak pun mengaku turunnya omzet yang mereka alami mencapai hingga 80 persen.
Menurut salah satu pelaku UKM Batik Lebak Chanting Pradana, Umsaro (55) omzet berkurang karena permintaan pasar relatif.
Apalagi di berbagai daerah diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehingga konsumen tidak ada yang mendatangi UKM Batik Lebak tersebut.
Baca Juga: Covid-19 Berimbas ke Sektor Ekonomi, Karyawan Hotel Terpaksa Harus Rela Kehilangan Sebagian Upah
"Semua pelaku usaha Batik Lebak mengeluh dan tidak menggembirakan pada Hari Batik Nasional ini," kata Umsaro.
Ia mengatakan bahwa biasanya omzet bisa mencapai Rp 100 juta per bulan, namun kin hanya Rp 20 juta per bulan.
"Kebanyakan permintaan batik itu melalui jejaring internet secara online yang menjadi andalan, bahkan pagi tadi mengirim pesanan ke wilayah Tangerang," ujarnya.
Harga Batik Lebak termurah yang ia jual berkisar Rp 150 ribu dengan bahan baku katun, sedangkan bahan baku sutera mencapai Rp 1 juta.
Baca Juga: Tidur dengan Mimpi Buruk Karena Covid, Ahli: Mungkin itu Mengajarkan Kita Berperilaku saat Pandemi