Dampak Covid-19 Kian Meluas, Seorang Pengrajin Batik Akui Alami Penurunan Omzet Hingga 80 Persen

3 Oktober 2020, 09:20 WIB
Omzet pendapatan perajin batik Lebak menurun drastis hingga 80 persen sejak berlangsung pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia. //ANTARA

PR TASIKMALAYA - Hampir semua dalam sektor ekonomi mengalami penurunan omzet. Pengrajin Batik Lebak pun mengaku turunnya omzet yang mereka alami mencapai hingga 80 persen.

Menurut salah satu pelaku UKM Batik Lebak Chanting Pradana, Umsaro (55) omzet berkurang karena permintaan pasar relatif. 

Apalagi di berbagai daerah diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehingga konsumen tidak ada yang mendatangi UKM Batik Lebak tersebut.

Baca Juga: Covid-19 Berimbas ke Sektor Ekonomi, Karyawan Hotel Terpaksa Harus Rela Kehilangan Sebagian Upah

"Semua pelaku usaha Batik Lebak mengeluh dan tidak menggembirakan pada Hari Batik Nasional ini," kata Umsaro. 

Ia mengatakan bahwa biasanya omzet bisa mencapai Rp 100 juta per bulan, namun kin hanya Rp 20 juta per bulan. 

"Kebanyakan permintaan batik itu melalui jejaring internet secara online yang menjadi andalan, bahkan pagi tadi mengirim pesanan ke wilayah Tangerang," ujarnya.

Harga Batik Lebak termurah yang ia jual berkisar Rp 150 ribu dengan bahan baku katun, sedangkan bahan baku sutera mencapai Rp 1 juta.

Baca Juga: Tidur dengan Mimpi Buruk Karena Covid, Ahli: Mungkin itu Mengajarkan Kita Berperilaku saat Pandemi

Dia menambahkan akibat omzet anjlok, jumlah tenaga kerja dikurangi dari sebelumnya 30 orang, menjadi 15 orang.

"Kami berharap pandemi Covid-19 berakhir dan pelaku usaha Batik Lebak kembali jaya dan maju," ujarnya.

Hal senada dikemukakan Yusup, pengelola Rumah Batik Lebak Sehati. Biasanya, kata dia, permintaan Batik Lebak datang dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS), BUMN, BUMD, dan masyarakat, namun kini bisa dihitung jari.

Batik Lebak memiliki keunggulan karena mengandung makna filosofi sesuai budaya masyarakat Badui dan budaya masyarakat Kaolotan.

Baca Juga: Bak Karma Sepelekan Virus Corona, Donald Trump Positif Covid-19

Produksi Batik Lebak memiliki 12 motif antara lain motif Seren Taun, Sawarna, Gula Sakojor, Pare Sapocong, Kahirupan Baduy, Leuit Sijimat, Rangkasbitung, Caruluk Saruntuy, Lebak Bertauhid, Angklung Buhun, Kalimaya, dan Sadulur.

"Kami kini yang terpenting bisa bertahan usaha dan tidak bangkrut," ucap Yusuf.

Dia mengatakan Rumah Batik Sehati saat ini memberikan harga spesial sehubungan Hari Batik Nasional dengan harga termurah Rp 100 ribu sampai Rp 250 ribu per potong.

Selama ini pihaknya mampu memproduksi antara 300 sampai 400 potong per bulan dengan pelanggan mayoritas pembeli lokal.

Baca Juga: Berikut Resep dan Bahan Membuat Smoothie Cokelat

Namun sekarang jumlah pembeli menurun sekitar 80 persen.

"Kami terus meningkatkan kualitas juga memasarkan secara online," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, H Dedi Rahmat mengatakan pemerintah daerah mendorong pelaku usaha batik lokal agar bersabar menghadapi pandemi Covid-19.

"Kami minta pelaku usaha batik lokal tetap bertahan dan diharapkan kembali normal untuk meningkatkan pendapatan ekonomi juga menyerap lapangan pekerjaan," katanya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler