Beredar Kabar George Floyd Meningal Ditembak Polisi AS, 2 Dokter Forensik Ungkap Fakta Sebenarnya

- 6 Juni 2020, 09:09 WIB
Poster mengenang sosok George Floyd yang beredar di media sosial.
Poster mengenang sosok George Floyd yang beredar di media sosial. /Twitter @BlackLivesUU

PR TASIKMALAYA – Viral sebuah unggahan di media sosial Twitter dengan nama akun @ustadtengkuzul. Pemilik akun mengunggah cuitan yang menyebut mendiang George Floyd, meninggal karena ditembak polisi.

Sejak diunggah pada Minggu, 31 Mei 2020, cuitan tersebut sudah di-retweet 1,3 ribu kali dan disukai 6,5 ribu kali. Berikut secara lengkap cuitan tersebut:

Dalam unggahn cuitannya berikut bunyi narasi klaimnya

Baca Juga: Renovasi Pasar Pancasila Batal Dibangun Tahun Ini, Dinas KUKM Perindag Minta Dimaklumi

"Geoge Floyd, pemuda kulit hitam tewas ditembak Polisi di Amerika. Polisi membantahnya. Lalu rekaman CCTV beredar. Sontak seluruh Amerika rusuh. Kalau di Plnet Yours "yang mesti ditangkap itu yg men-share video CCTV nya itu...". Ya, kan...?"

Dilakukan penelusuran oleh tim PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari berbagai sumber, klaim bahwa mendiang George Floyd, seorang pria Afrika-Amerika meninggal karena ditembak polisi adalah salah.

Tangkapan layar twit yang menyebut george floyd tewas karena ditembak.
Tangkapan layar twit yang menyebut george floyd tewas karena ditembak. turnbackhoax.id

George Floyd meninggal karena Asfiksia (sesak napas) setelah lehernya ditekan menggunakan lutut oleh Polisi.

Baca Juga: Penanganan Langkah Selanjutnya terkait Covid-19 Tertunda akibat Hasil Test Swab Massal Belum Keluar

Melansir sebuah artikel berjudul " Independent autopsy finds George Floyd died by asphyxiation, homicide” yang dimuat pada Selasa, 2 Juni 2020 oleh situs Channel News Asia (CNA).

Dua dokter forensik yang mengautopsi jasad George Floyd menyebut Pria kulit hitam itu meninggal karena sesak napas.

Floyd tidak memiliki kondisi medis yang berkontribusi pada kematiannya. Pria berusia 46 tahun itu kemungkinan meninggal sebelum dibawa ke dalam ambulans.

"Buktinya konsisten dengan asfiksia mekanik sebagai penyebab kematian dan pembunuhan sebagai cara kematian," kata Dr Allecia Wilson dari University of Michigan, salah satu dari dua dokter forensik yang melakukan otopsi independen.

Baca Juga: DPR Menilai, Kota Tasikmalaya Belum Layak Terapkan New Normal, Imbau Pemkot Tidak Tergesa-gesa

Dengan demikian Klaim bahwa mendiang George Floyd, seorang pria Afrika-Amerika meninggal karena ditembak polisi adalah salah dan termasuk kategori informasi hoaks.

Dalam sebuah sumber artikel yang diterbitkan oleh CAN George Floyd meninggal karena Asfiksia (sesak napas) setelah lehernya ditekan menggunakan lutut oleh Polisi.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Kominfo CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x