Cek Fakta: Hoaks Dokter di Italia Disebut Tak Patuhi Hukum Kesehatan dan Corona Berasal dari Bakteri

- 29 Mei 2020, 13:35 WIB
Beredar narasi yang menyebutkan dokter di Italia terpaksa mendapat julukan tak patuh terhadap hukum WHO usai beberkan fakta kematian pasien Covid-19.
Beredar narasi yang menyebutkan dokter di Italia terpaksa mendapat julukan tak patuh terhadap hukum WHO usai beberkan fakta kematian pasien Covid-19. /Kominfo RI

PIKIRAN RAKYAT - Beredar narasi dalam media sosial Facebook yang menyebutkan bahwa bakterilah yang menjadi penyebab kematian pada pasien positif Covid-19 selama ini.

Lebih lanjut, narasi itu diklaim berasal dari dokter-dokter di Italia yang telah menemukan obat penangkal Covid-19. Bahkan, narasi itu juga menyebutkan dokter-dokter di Italia terpaksa disebut tidak mematuhi hukum kesehatan dunia WHO.

Berikut ini narasi yang tersebar dalam media sosial tersebut:

Baca Juga: Terlacak di Bali, Polisi Masih Kejar Satu Pelaku Penyebar Video Asusila Mirip Syahrini

Dokter Italia, tidak mematuhi hukum kesehatan dunia WHO, untuk tidak melakukan otopsi pada kematian Coronavirus dan mereka menemukan bahwa BUKANLAH VIRUS, tetapi BAKTERIlah yang menyebabkan kematian. Ini menyebabkan gumpalan darah terbentuk dan menyebabkan kematian pasien,” tulis pengguna Facebook N T S Adi pada Selasa, 26 Mei 2020.

Berdasarkan hasil penelusuran PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Kominfo RI, seorang dokter ahli paru-paru senior asal India bernama Sharad Joshi membantah klaim narasi tersebut. 

Pernyataan dokter india itu termuat dalam artikel di situs India Today pada 25 Mei 2020 yang menjelaskan teori konspirasi terkait kematian pasien Covid-19 diduga berawal dari darah.

Baca Juga: Berdasarkan Data, Menristek Catat UI dan UGM Paling Produktif Publikasi Jurnal Ilmiah

Lebih detail, dr Sharad Joshi menjelaskan dengan merujuk pada studi Lancet tentang karakterisasi genom dan epidemiologi dari Covid-19.

Sedangkan, klaim narasi yang memuat dugaan antibiotik bisa melawan Covid-19 juga tidak benar. Hal itu disampaikan Direktur rumah sakit LNJP Delhi, dr Suresh Kumar yang menyebut bahwa antibiotik ini tidak efektif melawan Covid-19.

Kemudian, klaim narasi yang menyebutkan penyebab utama kematian pasien Covid-19 adalah trombosis atau gumpalan darah dan bukan pneumonia, juga tidak benar. Pasalnya, tidak ditemukan bukti ilmiah yang mengatakan trombosis adalah penyebab utama kematian untuk pasien Covid-19.

Baca Juga: Menjelang Diberlakukannya New Normal, Hari ini Masjid Istiqlal Masih Belum Gelar Salat Jumat

Sebaliknya, kegagalan pernapasan telah ditemukan sebagai penyebab utama kematian bagi pasien virus corona.

Dengan demikian, klaim narasi yang menyebutkan klaim dokter di Italia terkait bakteri sebagai penyebab kematian pasien Covid-19, adalah sesat.

Untuk itu, informasi yang beredar dalam media sosial itu termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan atau Misleading Content.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Kominfo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x