Cek Fakta: Benarkah Infrared Thermometer Diatur untuk Bunuh Ulama? Tinjau Kebenarannya

- 13 April 2020, 15:55 WIB
Keterangan foto:     “Sejumlah wartawan sedang dicek suhu tubuh dengan gun thermometer saat akan jumpa pers ‘Pencegahan Penyebaran Virus Corona (COVID-19) di Kab. Sumedang’ di Gedung Negara Pemkab Sumedang, Minggu (22/3/2020).*
Keterangan foto: “Sejumlah wartawan sedang dicek suhu tubuh dengan gun thermometer saat akan jumpa pers ‘Pencegahan Penyebaran Virus Corona (COVID-19) di Kab. Sumedang’ di Gedung Negara Pemkab Sumedang, Minggu (22/3/2020).* /ADANG JUKARDI/PR/

PIKIRAN RAKYAT - Per 12 April 2020, Indonesia mengalami lonjakan kenaikan angka positif yang cukup drastis yaitu 399 yang menjadikan total keseluruhan 4241 pasien positif.

Jika tidak segera diatasi, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menjadi pusat persebaran Covid-19 di Asia karena merupakan salah satu negara yang besar.

Berbagai macam kebijakan telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia guna mengurangi angka positif Covid-19 tersebut, seperti melakukan deteksi dini dengan mengecek suhu tubuh.

Baca Juga: Di Tengah Wabah Covid-19, Kemenhub Keluarkan Izin Bersyarat untuk Transportasi Online

Berkaitan dengan hal itu, beredar sebuah video di Youtube yang menyatakan Partai Komunis Tiongkok mengatur infrared thermometer agar berada di angka 36 sampai 37 derajat celcius untuk membunuh ulama.

Seorang pemilik kanal Youtube mengunggah video berjudul 'Waspadalah: Hati-hati Alat ini Sudah di Setting Suhu 36-37 derajat celcius Oleh Komuis Cina untuk Membunuh Para Ulama-ulama Kita'.

Video itu menampilkan potret seseorang sedang menunjukkan alat pengukur suhu tubuh berwarna biru-putih yang tetap menunjukkan angka temperatur 37,0 meski mesin alat tersebut telah dibongkar.

Baca Juga: Simak Alasan 41 Santri Penghafal Al-quran asal Malaysia Cepat Pulih dari Covid-19

Kini video tersebut sudah tidak bisa ditemukan di Youtube. Kabar mengenai alat pengukur suhu tubuh yang digunakan untuk membunuh ulama adalah hoaks.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam situs resmi miliknya.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs resmi Kemkominfo, video serupa ternyata ditemuka ndi kanal Youtube lain dengan judul 'Fake Infrared Thermometer' dalam bahasa Thailand yang diunggah terlebih dulu, pada 4 April 2020.

Baca Juga: Berikut 5 Aplikasi Terbaik untuk Menonton Film Bersama Teman Selama #DiRumahAja

Dalam keterangan berbahasa Thailand tersebut, dikatakan bahwa saat ini infrared thermometer atau alat pengukur suhu tubuh palsu telah banyak beredar di pasaran saat pandemi Covid-19 berlangsung.

Video tersebut diunggah dengan maksud mengimbau masyarakat agar berhati-hati dan selektif saat membeli infrared thermometer agar tidak tertipu.

Video yang menampilkan seseorang tengah memegang infrared thermometer itu sama sekali tidak membicarakan tentang pembunuhan terhadap ulama seperti yang telah beredar di masyarakat.

Baca Juga: Khawatir Ekonomi Semakin Buruk, India Berencana Mulai Lagi Manufaktur di Tengah Lockdown

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa klaim terkait Partai Komunis Tiongkok mengatur infrared thermometer untuk membunuh ulama adalah klaim tidak berdasar atau hoaks.

Oleh sebab itu, infomasi tersebut masuk ke dalam kategori hoaks Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.***

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Kementerian Komunikasi dan Informasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x