Hoaks Atau Fakta: Benarkah Vaksin Sinovac Mengandung Boraks, Formalin, Merkuri, dan Tak Halal?

- 3 Januari 2021, 13:35 WIB
Ilustrasi vaksin Sinovac
Ilustrasi vaksin Sinovac /PMJ News

PR TASIKMALAYA - Tersebar berita hoaks mengenai percakapan dalam aplikasi WhatsApp mengenai vaksin Covid-19 yang mengandung bahan-bahan berbahaya.

Dalam pesan tersebut menyatakan bahwa vaksin Covid-19 buatan sinovac mengandung bahan seperti boraks, formalin dan merkuri serta vaksin tersebut hanya untuk kelinci percobaan.

Disebutkan dalam pesan tersebut bahwa vaksin Sinovac tidak halal karena vaksin tersebut berasal dari jaringan kera hijau Afrika.

Baca Juga: Ingatkan Menhan Prabowo Soal ‘Drone’, Komisi I DPR : Wilayah Kita Diobok-obok Pihak Asing!  

Berikut narasi yang disebar:

"Coba perhatikan kemasan Vaksin Sinovac Covid-19 yang akan di suntikkan kepada warga. Jelas bertuliskan "Only for clinical trial" (Hanya untuk uji coba klinis alias untuk kelinci percobaan). Dan perhatikan "Composition and Description" Yaitu berasal dari Vero Cell atau berasal dari jaringan Kera hijau Afrika (Jelas tidak halal), kemudian mengandung Virus hidup yang dilemahkan, dan mengandung bahan dasar berbahaya (Boraks, formaline, aluminium, merkuri, dll). Belum lagi yang tidak tertulis pada kemasan yaitu tidak ada jaminan tidak tertular penyakit setelah di vaksin dan tidak ada jaminan atau kompensasi dari perusahaan Sinovac jika terjadi cedera vaksin atau KIPI pada korban Vaksin. Sumber yang membahas efek samping vaksin Sinovac Covid-19: Hasil keterangan FDA klik https://www.fda.gov/media/143557/download?fbclid=IwAR2U4e-sAyI1FmRSsxwFncalEoEoPVEoLI6y2zFLWL2Y7QtCzpToO41sMwM Hasbunallah wani'mal wakiil."

Tangkapan layar pesan hoaks yang menyebutkan vaksin Sinovac tidak halal, mengandung boraks, dan hanya untuk kelinci percobaan. (Whatsapp)
Tangkapan layar pesan hoaks yang menyebutkan vaksin Sinovac tidak halal, mengandung boraks, dan hanya untuk kelinci percobaan. (Whatsapp) ANTARA

Berdasarkan penjelasan dari Eddy Fadlyana selaku Manajer Lapangan Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran mengkonfirmasi bahwa isi dalam pesan tersebut adalah hoaks.

Dikutip dari PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Antara pada Sabtu 2 Desember 2020, pesan dalam aplikasi Whatsapp tersebut dapat membuat kekacauan di masyarakat karena mengandung hasutan serta kebohongan.

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x