CEO Mengundurkan Diri Karena Tekanan Pemerintahan Donald Trump, Operasional TikTok AS Jadi Rebutan

11 September 2020, 17:58 WIB
TikTok.* //Pixabay/

PR TASIKMALAYA - Kevin Mayer, tokoh yang menyukseskan layanan Disney+, meninggalkan jabatannya sebagai direct-to-customer & international pada Mei lalu untuk menjadi CEO di perusahaan aplikasi TikTok Amerika.

Dia berkata bahwa dia telah mendaftar untuk sebuah peran global, dan memimpin tim global adalah sebuah daya tarik yang besar baginya.

Namun, kini ia kembali mengundurkan diri.

Baca Juga: Imbauan Baru MUI: Jangan Melaksanakan Salat Jumat dan Lima Waktu Berjamaah di Masjid

Jabatannya di perusahaan milik Tiongkok tersebut hanya dipegangnya kurang dari empat bulan.

Ia menjelaskan pada hari rabu, 26 Agustus 2020, bahwa keputusannya itu disebabkan oleh tekanan terus menerus dari pemerintahan Donald Trump karena keterikatan perusahaannya dengan Tiongkok.

Kevin Mayer mengirimkan email kepada para karyawannya, yang ditinjau oleh New York Times, bahwa perusahaan internet ByteDance telah diperintahkan oleh Gedung Putih untuk menjual operasinya di Amerika Serikat.

Baca Juga: Wajib Tahu untuk Ciptakan Keluarga Harmonis! Ternyata ini 16 Faktor Penyebab Perceraian Pasangan

“Dalam beberapa minggu terakhir, karena lingkungan politik telah berubah dengan tajam, saya telah melakukan refleksi signifikan tentang apa yang akan dibutuhkan oleh perubahan struktural perusahaan, dan apa artinya bagi peran global yang telah saya daftarkan,” tulisnya di email tersebut.

“Dengan latar belakang ini, dan karena kita berharap untuk segera mencapai resolusi, dengan berat hati saya memberitahukan kepada Anda semua bahwa saya telah memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan,” demikian Kevin Mayer menutup pesannya.

Baca Juga: Ungkap Fakta Selama Memimpin Microsoft, Bill Gates Akui Selalu Menekan Karyawannya

Sementara itu, pihak TikTok menghargai dinamika politik yang dalam beberapa bulan terakhir ini telah secara signifikan mengubah ruang lingkup peran Kevin ke depannya. 

"Kami sepenuhnya menghormati keputusannya," TikTok menuturkan kepada Variety.

"Kami berterima kasih atas waktunya di perusahaan dan berharap dia baik-baik saja," pungkas seorang perwakilan dari perusahaan TikTok.

Kecaman yang datang terus menerus itu didasarkan pada perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Donald Trump karena TikTok dianggap mengancam keamanan nasional terkait data pribadi pengguna.

Baca Juga: Airlangga Salahkan Anies Baswedan Soal IHSG, DPR: Takut Lockdown Akhirnya Di-Lockdown Puluhan Negara

Trump memberikan pengecualian jika ByteDance bersedia menjual asetnya itu ke perusahaan milik Amerika dalam waktu 90 hari.

Tidak lama setelah pengumuman pengunduran diri Kevin Mayer, ByteDance segera menawarkan TikTok kepada Microsoft dan Oracle.

Sementara itu, menurut laporan Reuters, Walmart pun mengatakan akan bergabung dengan Microsoft untuk turut mendapatkan aset perusahaan media sosial TikTok di Amerika Serikat.

Baca Juga: Airlangga Salahkan Anies Baswedan Soal IHSG, DPR: Takut Lockdown Akhirnya Di-Lockdown Puluhan Negara

Reuters juga melaporkan bahwa kesepakatan akan ditandatangani pada tanggal 15 September 2020, namun ByteDance menolak berkomentar.

Walmart memuji bagaimana TikTok berintegrasi dengan E-Commerce dan kemampuan mereka dalam beriklan.

Kesepakatannya dengan TikTok akan membantu Walmart untuk menjangkau setiap kanal penjualan dan mengembangkan periklanan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Tags

Terkini

Terpopuler