PR TASIKMALAYA - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen saat Omicron melanda, membuat IDAI memberi tanggapan soal kesehatan anak.
PTM 100 persen di sekolah dilakukan saat Omicron melanda, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberi tanggapan.
Tanggapan soal kesehatan anak terkait PTM 100 persen saat Omicron melanda disampaikan oleh Sekjen IDAI dr. Hikari Ambara Sjakti, SpA(K).
Sekjen IDAI Hikari mengungkapkan, pihaknya mendukung pelaksanaan PTM 100 persen bagi anak di sekolah.
Baca Juga: Guru Perkosa Santri, Susi Pudjiastuti Singgung UU Kekerasan Seksual: Segera Diundangkan!
"IDAI mendukung pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), namun pada waktu, serta tempat yang tepat," ucap Hikari pada Senin, 3 Januari 2022 seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA.
Menurut Sekjen IDAI Hikari, PTM 100 persen harus mengutamakan kesehatan anak sekolah.
"Karena keselamatan dan kesehatan anak adalah yang utama,” lanjut Sekjen IDAI Hikari.
Sementara itu, IDAI juga memberikan rekomendasi baru terkait PTM 100 persen saat Omicron melanda.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Tebak Bentuk Tubuh dan Pelajari Karakter Sejati Anda Seutuhnya
Rekomendasi baru soal PTM 100 persen saat Omicron melanda disampaikan oleh Ketua Umum IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) dalam siaran pers Senin, 3 Januari 2022.
Selain itu, rekomendasi baru terkait PTM 100 persen saat Omicron melanda mempertimbangkan pentingnya proses pendidikan anak usia sekolah.
Rekomendasi baru soal PTM 100 persen juga terkait aplikasi inovasi metode pembelajaran, oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
IDAI diketahui memberikan 10 rekomendasi, terkait PTM 100 persen di sekolah saat Omicron melanda.
100 persen guru dan petugas sekolah harus telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 untuk membuka PTM.
Peserta didik juga telah diimunisasi Covid-19 lengkap dua kali dan tanpa komorbid, sehingga dapat masuk sekolah dan melakukan PTM.
Selain itu, pihak sekolah juga harus patuh pada protokol kesehatan selama PTM 100 persen berlangsung.
Wajib pakai masker, ketersediaan fasilitas cuci tangan, jaga jarak, tidak makan bersamaan, sirkulasi udara terjaga.
Lalu, mengaktifkan sistem penapisan aktif per hari untuk anak, guru, petugas sekolah, dan keluarganya yang memiliki gejala suspek Covid-19.***