Polemik Kematian Pendeta Yeremia di Papua, Polri Temukan Satu Proyektil di TKP

- 4 November 2020, 13:40 WIB
Brigjen Pol. Awi Setiyono dalam keterangannya.
Brigjen Pol. Awi Setiyono dalam keterangannya. //Tribatanews

PR TASIKMALAYA – Kematian Pendeta Yeremia di distrik Hitadipa, Intan Jaya, Papua masih menjadi polemik.

Hingga kini kepolisian masih menyelidiki kasus kematian tersebut. Polri mengatakan pihaknya tengah melakukan uji balistik terhadap satu proyektil yang ditemukan di tempat kejadian penembakan Pendeta Yeremia Zanambani.

“Iya sudah (mengambil proyektil). Iya itu masih proses (uji balistik), karena memang proyektilnya itu, kami sudah oleh TKP ya, sampai di TKP. Ini proyektilnya. Iya (satu proyektil yang ditemukan di TKP),” sebut Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen. Pol. Awi Setiyono di Mabes Polri pada Selasa, 3 November 2020.

Baca Juga: Masker Kain Dua Lapis Dianjurkan untuk Usia di Bawah 60 Tahun, IDI: Makin Tebal Makin Sulit Bernafas

Karo Penmas menjelaskan bahwa Pendeta Yeremia ditemukan dalam keadaan tergeletak bersimbah darah di kandang babi. 

“Terus untuk olah TKP-nya untuk rumah ini, gubuk ini sebagai kandang babi. Di situ ada dapur, termasuk sekat-sekatnya untuk kandang. Terus ini untuk TKP yang bersangkutan, almarhum tergeletak bersimbah darah,” tuturnya.

Ia juga menjelaskan bahwa kepolisian melakukan analisis dari hasil temuan di lokasi kejadian. Ia menuturkan, pihaknya tidak dapat langsung menyimpulkan penyebab meninggalnya Pendeta Yeremia.

“Kemudian ini untuk olah TKP-nya. Jadi berapa ini bekas-bekas tembakannya ada semua di sini. Seperti temuan-temuan begini kan polisi mengukur, ini dari arah mana tembakannya, semua akan dianalisa,” kata Karo Penmas.

Baca Juga: Ajukan jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032, Jokowi: Cara Tingkatkan Citra Bangsa

“Kalau kita sudah mengatakan ini bukan meninggalnya yang bersangkutan bukan karena tembakan, karena penganiayaan, itu sangat prematur,” lanjut Dia.

Karo Penmas menyampaikan tim penyidik masih mendaami semua kemungkinan. Brigjen Pol. Awi menyebut fakta penyebab penembakan Pendeta Yeremia dapat diketahui bila jenazah sudah diautopsi.

“Kita masih mendalami ini semua, wong manyatnya belum kami tahu. Tentunya nanti kalau tim datang ke sana dengan dokter forensik, kemudian akan dibongkar, kemudian akan dilakukan autopsi dan nanti dari situ akan tahu akibat kematiannya almarhum itu gara-gara apa. Tentunya dari situ nanti akan kita masukan dalam berkas perkara,” jelasnya. 

Lebih lanjut, ia mengatakan ada belasan bekas tembakan yang ditemukan di sekitar lokasi penembakan. Namun hanya satu proyektil yang ditemukan di lokasi.

Baca Juga: ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Mematikan di Wina

“Kalau dari olah TKP sih ini dari penomorannya sekitar 13 ya bekasnya. Lubang-lubang tembakan itu ada 13. Termasuk yang di tubuh yang bersangkutan,” jelas Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.

Sebelumnya, dua orang anggota TNI, satu warga sipil dan Pendeta Yeremia Zanambani tewas setelah ditembak oleh anggota KKB di Hitadipa, Intan Jaya, Papua.

TNI menyebut tindakan KKSB itu untuk mencari perhatian menjelang siding utama PBB.

Kapen Kogabwilhan III Kol Czi IGN Suriastawa mengatakan para anggota KKSB itu telah menyebar fitnah bahwa TNI telah melakukan penembakan terhadap Pendeta Yeremia.

Baca Juga: Menko PMK Resmikan Gedung Isolasi Covid-19 RS PKU Muhammadiyah Gombong

Padahal faktanya, kata Suriatawa, penembakan itu dilakukan oleh KKSB.

“Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini,” ungkapnya.

“Dan inilah yang saya khawatirkan bahwa rangkaian kejadian beberapa hari ini dalah setting-an mereka yang kemudian diputarbalikkan bahwa TNI menembak pendeta. Harapan mereka, kejaan ini jadi bahan Sidang Umum PBB. Saya tegaskan bahwa ini semua fitnah keji dari KKSB,” tutup Suriastawa.***

 

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Tribrata News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah