Sumpah Pemuda, Momen Pengusaha Jateng Bantu Buka Peluang Kerja

- 28 Oktober 2020, 21:36 WIB
Ilustrasi pengusaha UMKM. (Pikiran Rakyat)
Ilustrasi pengusaha UMKM. (Pikiran Rakyat) /Pikiran Rakyat

PR TASIKMALAYA – Pengusaha muda yang sudah lama ataupun yang baru jadi pengusaha di Jawa Tengah karena dampak Covid-19, sama-sama alami kesulitan.

Akan tetapi, Hari Sumpah Pemuda 2020 menjadi momentum sejumlah kalangan pengusaha muda di Jawa Tengah untuk tetap survive di tengah pandemi Covid-19.

Bahkan mereka mampu membuka peluang lapangan kerja bagi sesama.

Baca Juga: Menparekraf Ajak Milenial Garap Peluang di Sektor Parekraf Dengan Memanfaatkan Platform Digital

Dessy Arfita, seorang desainer muda membuka usaha fashion sejak awal pandemi, enam bulan lalu.

Kini, ia memiliki beberapa karyawan untuk memproduksi desain fashion di rumahnya Jalan Zebra Raya I nomor 2 Pedurungan Kidul, Kota Semarang, Selasa, 27 Oktober 2020.

“Usaha fashion ini memang karena keluarga saya yang suka di dunia fashion,” kata Dessy , sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Rabu, 28 Oktober 2020 dari laman Pemprov Jateng.

Baca Juga: Akibat Covid-19, Prambanan Jazz Festival 2020 Digelar Secara Virtual Akhir Oktober ini

“Saya mulai buka jasa desain dan berproduksi sejak enam bulan lalu,” tambahnya.

Kemampuannya mendesain pakaian itu didapat dari mengikuti sekolah desainer di Kota Semarang.

Saat ini, ia tengah mengembangkan fashion daily outfit, kasual ala anak muda. Namun, ada juga beberapa model gaun dan kebaya.

Baca Juga: Bertepatan dengan Peringatan Sumpah Pemuda, Megawati Resmikan 13 Kantor PDIP

“Saat ini ada tujuh karyawan di sini. Kami promosi lewat media sosial dan pasar online untuk jangkauan seluruh Indonesia. Untuk pesanan paling jauh datang dari Bali,” kata Dessy.

Baginya, pemuda saat ini jangan pernah takut ambil keputusan. Sebab, menurutnya, berawal dari hobi bisa menjadi hoki.

“Kalau menurut saya, sumpah pemuda itu menjadi moment. Jangan takut ambil keputusan. Berawal dari hobi bisa menjadi hoki,” ucap Dessy.

Baca Juga: Sindir Presiden Prancis, Menlu Malaysia: Kami Mengutuk Retorika yang Hasut Tindakan Provokatif

Berbeda lagi dengan Ririn Maulida, yang harus menerima kenyataan pahit setelah di-PHK perusahan konveksi tempatnya bekerja, karena pandemi. Namun, itu tak menyurutkan semangat hidupnya.

Ririn Desa Truko, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal ini kemudian merintis usaha tas yang diberi nama “Griya Tas Kendal”.

“Saya pernah jadi admin di perusahaan konveksi. Setelah di-PHK saya buka usaha sendiri. Caranya saya promo di media sosial dan bekerja sama dengan beberapa penjahit tas,” kata Ririn.

Baca Juga: Isi Liburan Pergi Ke Taman Hiburan Ancol? Mari Simak Aturan yang Diberlakukan!

Baru beberapa bulan ini, usahanya sudah mendapat pesanan cukup banyak.

“Cukup banyak, tapi tidak seperti sebelum pandemi. Yang penting menjadi pemuda itu harus kreatif agar tetap survive dalam situasi apapun,” ucap Ririn.

Hal serupa juga dilakukan Dwi Kusumo Aji, warga Mangunharjo, Tembalang, Kota Semarang. Ia membuka kedai kopi yang dinamai “Kedai Nyamin”.

Baca Juga: Bangkitkan Semangat Pengusaha Mebel, Kemenparekraf Dukung SAEXPO 2020

“Sudah berjalan sembilan bulan ini. Saya memang ingin mandiri. Sempat bekerja ikut orang tapi itu buat saya mencari modal untuk buka usaha sendiri,” ucap Dwi.

Menurut Dwi, pemuda itu harus mampu mengambil kesempatan. Selain itu, dapat bermanfaat bagi orang lain.

“Kalau ada kesempatan, jangan disia-siakan, dan bisa memberi manfaat bagi yang lain,” kata Dwi.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x