Kalteng di Ambang Bencana Akibat Pembukaan Lahan di Wilayah Hulu

- 27 Oktober 2020, 08:49 WIB
Ilustrasi kerusakan alam
Ilustrasi kerusakan alam /Pixabay


PR TASIKMALAYA - Bencana dan kerugian yang akan sama besarnya yang diakibatkan kerusakan lingkungan yang terjadi dalam skala besar memang akan mendatangkan bencana.

Hal ini, jika tidak dibendung maka akan terjadi kerugian yang lebih luas yang mengancam jiwa, harta benda hingga keamanan warga sendiri.

”Bencana banjir yang kini melanda diakibatkan oleh wilayah tutupan hutan di kalteng yang mayoritas sudah hilang,”ucap seorang penggiat Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi, Dimas Hartono kepada RRI, Senin 26 Oktober 2020, dikutip Tasikmalaya.Pikiran-Rakyat.com dalam RRI.

Baca Juga: Soal Vaksinasi Covid-19, Jokowi Minta Libatkan Ormas Keagamaan

Sayangnya tutupan ini merupakan media serapan air dengan tingginya intensitas hujan yang tidak ada wilayah serapan banjir dan longsor.

Sementara untuk kondisi sungai sendiri dikarenakan adanya pembukaan lahan di wilayah hulu yang menyebabkan longsor dan endapan mengarah ke sungai dan menjadi sedimen yang menumpuk di wilayah hilir lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Untuk itu Walhi mendorong, agar pemerintah melakukan evaluasi dan audit sejauh mana perijinan sesuai kaidah peraturan sesuai kondisi lingkungan.

Baca Juga: Tak Tergiur jadi Caketum PPP, Pengamat Politik: Sandi Ada di Partai Besar

“Jika terjadi pelanggaran dan ketidak tertiban Walhi meminta pemerintah melakukan penindakan “, jelasnya.

Sementara itu, seorang pengamat dan akademisi di bidang lingkungan hidup , Ashary mengungkap, bencana seperti banjir dan kebakaran hutan memang sangat merugikan masyarakat dan menimbulkan kelumpuhan di semua sektor.

Penyebabnya adalah kebutuhan hidup dan juga terjadinya alih fungsi lahan ke arah pembangunan.

Ini harus diseimbangkan antara ruang terbuka hijau atau RTH dengan ruang terbangun.

Baca Juga: Macron Lontarkan Pernyataan Kontroversial, MUI Minta Menlu Panggil Dubes Prancis

Seperti contoh adalah lahan hijau yang banyak dialihkan ke industri sawit dan perkebunan sebagai area tangkapan air hujan termasuk di hutan tropis.

“Ini akan mengakibatkan pergerusan dan terjadi genangan yang mengakibatkan banjir," jelasnya,.

Memang pada akhirnya antara pembangunan dan juga menjaga kelestarian alam perlu adanya keseimbangan.

Perlu kajian dan telaah untuk merancang dan melakukan pembangunan agar terjadi keselarasan dan mengurangi bencana.

Baca Juga: Jelang Libur Panjang, Menpan-RB Minta ASN Hindari Daerah Zona Merah

Jika tidak, bencana yang tidak terkendali akan menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat dan pemerintah sendiri.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x