Pererat Kerja Sama Dengan UNIDO, Indonesia Kembangkan Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan

- 24 Oktober 2020, 21:30 WIB
Dody Widodo, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian RI.
Dody Widodo, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian RI. //Dok. BKPP Demak

PR TASIKMALAYA - Indonesia dan Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations for Industrial Development/UNIDO) terus mempererat kolaborasi untuk mendorong fungsi bidang manufaktur dalam memacu perekonomian nasional.

Salah satu kerja sama terbaru yang tengah dilaksanakan yaitu proyek dengan tema Global Eco-Industrial Park Programme (GEIPP).

“GEIPP ini merupakan inisiasi baru dari UNIDO sebagai salah satu proyek untuk negara berkembang dengan didanai oleh Pemerintah Swiss (SECO),” ujar Dody Widodo, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian di Jakarta, pada hari Sabtu, 24 Oktober 2020.

Baca Juga: Sertifikasi Halal MUI Belum Diakui Dunia, Ketua Kadin Mengimbau Pemerintah untuk Cari Strategi

Dilansir oleh PikiranRakya-Tasikmalaya.com dari website resmi Kementrian Perindustrian RI, Dirjen KPAII menerangkan kegiatan GEIPP diawali tahun 2019 dan telah diterapkan di lima negara, yakni Peru, Kolombia, Vietnam, Ukraina, dan Mesir.

“Indonesia merupakan negara keenam yang ikut serta dalam program ini dan menjadikan Indonesia sebagai bagian dari jaringan Eco-Industrial Park (EIP) Global,” ucap Dody.

Penerapan GEIPP dimaksudkan untuk meningkatkan wilayah industri di Indonesia dengan strategi wawasan lingkungan.

“Jadi, fokusnya pada peningkatan produktivitas sumber daya, kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial. Selain itu juga diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan industri yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia,” jelasnya.

Baca Juga: Kurangi Pengangguran di Masa Pandemi Covid-19, Kemenperin Adakan Diklat 3 in 1

Dody berujar bahwa konsep EIP adalah langkah pertama menuju Smart Industrial Park yang merupakan program utama Kemenperin untuk meningkatkan wilayah industri berdasarkan teknologi digital dan berwawasan lingkungan.

“Sehingga secara optimal akan meningkatkan efisiensi dan daya saing industri di dalam kawasan tersebut,” tambahnya.

Terlebih lagi, proyek kerja sama ini pun dipacu agar bisa meneguhkan kemampuan bersaing industri halal Indonesia serta membantu pembangunan wilayah industri halal seperti yang ditentukan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 17 tahun 2020 mengenai Tata Cara Memperoleh Surat Keterangan Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Industri Halal.

“Untuk proyek GEIPP ini sangat besar kami harapkan keterlibatan para pemangku kepentingan, mulai dari kementerian dan lembaga pemerintah terkait, UNIDO dan tim ahlinya, pengelola kawasan industri dan perusahaan industri dalam kawasan industri serta asosiasi Himpunan Kawasan Industri untuk bersama-sama mewujudkan sasaran kegiatan tersebut,” Dody menerangkan.

Baca Juga: Guna Antisipasi, Pemprov Jateng Siapkan Ruspin Hunian Tahan Gempa hingga Kekuatan 9 SR

Indonesia dan UNIDO telah mulai membentuk kerja sama pada tahun 1980. Di setiap program kerja samanya, Kemenperin adalah National Focal Point.

Kerja sama Indonesia-UNIDO dicantumkan lewat kerangka Indonesia-UNIDO Country Programme (IUCP) yang melingkupi empat unsur utama UNIDO, yakni Poverty Reduction, Energy for All, Environment and Clean Production, serta Partnership and Sustainable Development, yang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Selama ini, UNIDO membantu Indonesia lewat penerapan sejumlah proyek kolaborasi yang menyegerakan perkembangan ekonomi dan mendorong peningkatan industri nasional.

Proyek yang merupakan keberhasilan kolaborasi Indonesia-UNIDO, di antaranya adalah Sustainable Market Access through Responsible Trading of Fish (SMART-Fish), Resource Efficient and Cleaner Production (RECP), serta Disposal System for PCB Wastes and PCB Contaminated Equipment.

Baca Juga: Tingkatkan Investasi di Jawa Barat, Amerika Serikat Ingin Kembangkan Sister Province

Kolaborasi Indonesia dari kerangka IUCP periode 2016-2020, imbuh Dody, akan selesai dalam waktu dekat dan akan diinovasi untuk periode 2021-2025.

Dalam kolaborasi periode berikutnya, UNIDO diharapkan lebih mengutamakan fungsi dalam laju penerapan industri 4.0 di Indonesia dengan merangkai proyek kolaborasi yang kontributif bagi Industri 4.0.

“Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah UNIDO diharapkan bisa melaksanakan proyek biodegradable plastic technology dan proyek dalam IUCP lainnya yang masih tertunda (pipeline project),” ia menegaskan. Meski begitu, di tiap penyelenggaraan kolaborasi, peninjauan dan evaluasi proyek mesti diutamakan.

Baca Juga: Jadi Contoh Dalam Perpusnas RI, 5 Program Perpustakaan Unggulan Purwakarta Tingkatkan Kualitas Warga

“Untuk mendukung hal tersebut, Kemenperin bersama UNIDO sedang membangun aplikasi pemantauan dan evaluasi berbasis website. Aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperkuat kerja sama Indonesia-UNIDO pada periode selanjutnya serta dapat membantu dalam proses implementasi proyek yang lebih efektif,” tandas Dody.

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x