Program Link and Match, Bentuk Dukungan Kemenperin Genjot SDM Industri Farmasi

- 22 Oktober 2020, 15:53 WIB
Ilustrasi produk industri farmasi.
Ilustrasi produk industri farmasi. /*/Pixabay/

Baca Juga: Perangi Narkoba di Dua Negara, Dubes Priyo Iswanto Terima Penghargaan dari Kepolisian Kolombia

Insentif itu berupa pengurangan penghasilan bruto sebesar 200 persen dari biaya yang dikeluarkan perusahaan industri sebagai insentif bagi perusahaan yang berperan aktif dalam pengembangan pendidikan vokasi.

Selanjutnya, Kepala BPSDMI Kemenperin menambahkan, pihaknya berharap PT. Kalbe Farma Tbk melalui KLC dapat bekerja sama dengan lebih bayak SMK untuk melakukan pembinaan dan pengembangan siswa.

Dengan demikian, diharapkan dapat terbangun SDM unggul bidang farmasi yang mendukung prokdutifitas dan daya saing sektor tersebut.

“Terlebih, saat ini industri farmasi menjadi salah satu program prioritas dalam Making Indonesia 4.0,” tutur Eko.

Baca Juga: KH Abdullah Syukri Meninggal Dunia, Fachrul Razi: Indonesia Kehilangan Sosok Istikaman Membina Umat

Industri farmasi dan alat kesehatan merupakan dua sektor yang ditambahkan dalam prioritas penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0.

Hal ini karena pemerintah memandang kedua sektor tersebut perlu dioptimalkan dan menjadi mandiri.

Sebelumnya, telah ditetapkan lima sektor manufaktur sebagai prioritas pengembangan Industri 4.0 yakni industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri kimia, industri otomotif, serta industri elektronika.

Sebagai tindak lanjut program link and match, Kemenperin telah melakukan penyelarasan kurikulum bagi 35 kompetensi keahlian yang terkait sektor industri.

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Kemenperin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x