Sampah Pantai Bali Disulap untuk Tumbuhkan UMKM Selama Pandemi

- 21 Oktober 2020, 11:55 WIB
Suasana pelatihan batik metode eco-print di Pantai Kuta, Senin, 19 Oktober 2020 yang diikuti oleh kru kebersihan pantai Program Bali Beach Clean Up Coca-Cola Amatil Indonesia di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin, 19 Oktober 2020.*
Suasana pelatihan batik metode eco-print di Pantai Kuta, Senin, 19 Oktober 2020 yang diikuti oleh kru kebersihan pantai Program Bali Beach Clean Up Coca-Cola Amatil Indonesia di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin, 19 Oktober 2020.* //Antara News Bali

PR TASIKMALAYA - Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) bekerja sama dengan BEDO Bali melakukan Focus Group Discussion membahas soal penumbuhan UMKM.

Diskusi itu dihadiri oleh pengusaha di bidang handicraft, home décor, fashion designer dan aksesoris, serta para UKM.

Acara itu dilaksanakan untuk mengolah bahan baku dari sampah yang dilaksanakan di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin, 19 Oktober 2020.

Baca Juga: Truk Terguling di Perempatan Kolong Jembatan Layang Tomang

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, acara digelar untuk mendiskusikan tentang bahan baku daur ulang dari sampah pantai di Bali untuk menumbuhkan UMKM seiring penurunan sampah pantai selama Covid-19.

Program pengelolaan yang diperuntukkan Para Pembersih Pantai di Bali ini diawali dengan kegiatan survei kondisi sampah di lima pantai di Bali yaitu Kuta, Legian, Seminyak, Kedonganan dan Jimbaran.

Survei tersebut dilakukan oleh tim Eco Bali. Melalui hasil survei tersebut, dijelaskan bahwa kondisi sampah saat ini di tengah pandemi Covid-19 mengalami penurunan.

Baca Juga: Program Pengembangan Vaksin Merah Putih, Menristek: Enam Lembaga Penelitian Turut Serta

Hasil FGD ini diharapkan menumbuhkan ide-ide baru dalam pengolahan sampah pantai serta dapat membantu sebagai alternatif perekonomian para pembersih pantai di Bali.

Sebelumnya juga sudah dilakukan pelatihan upcycling yaitu membuat kain pantai dan syal dengan metode eco-print.

Dilakukan bersama dengan para pembersih pantai yang dipandu langsung oleh Ani Nurdiana (pengrajin Eco-Print dari Pasuruan) guna menambahkan skill mereka dan diharapkan dapat menjadi alternatif penghasilan bagi para pembersih pantai di Bali.

Baca Juga: Simak! Berikut ini Rutinitas Pagi Hari yang Mempengaruhi Kecantikan Kulit

Suasana pelatihan batik metode eco-print di Pantai Kuta 19 Oktober 2020 itu diikuti oleh kru kebersihan pantai Program Bali Beach Clean Up Coca-Cola Amatil Indonesia

Corporate Affairs CCAI, Made Pranata Wibawa Ade Putera mengatakan perlu optimis sebagai potensi yang perlu dimanfaatkan dengan baik.

"Kami memiliki optimisme untuk menjadikan potensi alternatif ini dapat dimanfaatkan dengan lebih baik,” kata Made Pranata.

Baca Juga: Didesak Ditunda, ini Kata Puan Maharani soal Kelanjutan Pilkada Serentak 2020

“Tentunya melalui metode-metode pelatihan dan penerapan yang optimal bersama komunitas, dan kedepan kami berharap kegiatan ini juga dapat menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi kita bersama," tambahnya.

BEDO sebagai yayasan pengembangan usaha kecil mendorong pengusaha untuk turut aktif dalam menjaga kelestarian alam. 

Sesuai visi Bedo yaitu menciptakan pengusaha Indonesia yang sukses namun bertanggung jawab pada lingkungan dan sosial. 

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Penonton Bioskop Harus Keluar Setiap 30 Menit?

"Kami berharap semakin banyak sampah di pantai Bali berkurang dan sampah yang ada kini bisa menjadi nilai ekonomis bagi masyarakat," kata Ketua BEDO, Dwi Iskandar.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah