Program Pengembangan Vaksin Merah Putih, Menristek: Enam Lembaga Penelitian Turut Serta

- 20 Oktober 2020, 22:13 WIB
MENRISTEK/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro .*
MENRISTEK/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro .* /Tangkapan layar Youtube/BNPB Indonesia/Tangkapam layar Youtube/BNPB Indonesia

PR TASIKMALAYA- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro, mengatakan untuk mempercepat proses pengembangan vaksin merah putih, saat ini ada enam lembaga penelitian dan pergurun tinggi di Indonesia yang melakukan pengembangan vaksin Merah Putih dengan berbagai platform.

“Keenam Lembaga penelitian tersebut adalah Lembaga Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Universitas Gajah Mada (UGM),” kata Menteri Bambang pada acara Konferensi Pers: Pengembangan Vaksin, Terapi dan Inovasi Covid-19 secara virtual melalui FMB9ID_IKP di Jakarta, Selasa, 20 Oktober 2020.

Disebutkan, Eijkman mengembangkan dengan platform protein rekombinan. LIPI juga mengembangkan dengan platform protein rekombinan fusi, UI dengan platform DNA, RNA, dan virus like particles. ITB dengan platform adenorus, UNAIR dengan platform adenorus, dan UGM dengan platform protein rekombinan.

Baca Juga: Energi Nuklir Masuk Dalam Bahasan RUU EBT, Komisi VII DPR: Butuh Banyak Masukan Perkaya Khasanah

“Tentunya kita berharap, vaksin ini bisa segera dikembangkan dalam waktu yang relative cepat. Saat ini, dari 6 lembaga tersebut diperkirakan yang bisa paling cepat, awal tahun depan sudah bisa diserahkan bibit vaksin ke Biofarma adalah dari Eijkman dan UI, karena tahapannya sudah mendekati atau sudah masuk ke tahap uji hewan,” papar Menteri Bambang.

Ia menambahkan, kebutuhan vaksin sangat besar, karena dua pertiga penduduk harus di vaksin, atau sekitar 180 juta orang.

"Kalau satu orang butuh dua kali vaksin dibutuhkan minimal 360 juta vaksin. Kemudian kalau semua orang divaksin, maka 270 dikali dua, alias 540 juta," ujarnya.

Baca Juga: Muhadjir Effendy : Tidak Ada Acara Upacara Pembukaan dan Penutupan di Piala Dunia 2021

"Jadi harus ada kapasitas antara 360 sampai 540 juta yang barangkali tidak bisa dipenuhi oleh Biofarma sendirian. Karena itu, kita sudah menggandeng dan bernegosiasi dengan perusahaan swasta yang bersedia infes untuk pemgembangan vaksin Covid 19 ini,” tambahnya.

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: infopublik.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x