Tanggapi Ucapan Gatot Nurmantyo Soal PKI, Ustadz Hilmi: Harusnya Ajak Nonton Drakor Biar Jadi Wapres

- 24 September 2020, 21:27 WIB
Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo.*
Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo.* /ANTARA/Zuhdiar Laeis /

PR TASIKMALAYA - Ustadz Hilmi Firdausi, yang juga pengasuh Pondok Penghafal Al Qur'an Yatim Dhuafah Baitul Qur'an ikut buka suara soal pernyataan dari salah satu Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Ondonesia (KAMI).

Ia begitu santai dengan gaya khasnya di media sosial, dalam menanggapi pernyataannya itu.

Diketahui sebelumnya. Gatot membuat pernyataan kontroversial yang mengungkap alasan dirinya dicopot dari posisi Panglima TNI pada akhir 2017.

Baca Juga: Konser pada Kampanye Pilkada 2020 Resmi Dilarang, PKPU Buat Metode Baru untuk Pelaksanaannya

Ia mengaku dicopot jabatan karena dia tetap bersikeras memerintahkan seluruh anggota TNI untuk memutar dan menyaksikan film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia.

Gatot juga mengklaim dirinya telah mengendus kebangkitan PKI di Indonesia sejak 2008.

"Harusnya Pak Gatot dulu jangan memerintahkan nonton Film G30S/PKI, tapi ngajak nonton Drakor atau konser KPop, mungkin bapak yang akan jadi wapres saat ini," katanya.

Sebagaimana dikutip dari situs Warta Ekonomi dengan judul Andai Saja Gatot Ngajak TNI Nonton Drakor atau KPop, Mungkin Bapak Jadi Wapres.

Baca Juga: Ilmu Agama Jadi Solusi untuk Paham Khilafah Politik, Guru Besar UIN: Bisa Hindari Radikalisme

Ia pun meyakini, kalau Gatot saat itu tidak mengajak anggota TNI untuk memutar dan menyaksikan film Gerakan 30 September, maka kejadiannya tidak akan seperti sekarang.

Tak sampai di situ, ia juga menanggapi kalangan yang meminta agar berhenti membahas isu soal Partai Komunis Indoneisa (PKI) di bulan September.

Karena menurutnya wajar isu itu menguap pada bulan September, sebagai bentuk dari kewaspadaan.

Baca Juga: Bayang-bayang Resesi di Indonesia Semakin Nyata, 170 Negara di Seluruh Dunia Alami Kontraksi PDB

"Ada yang nyuruh hentikan isu PKI tiap September. Ini bukan memainkan isu, tapi jaga-jaga dan waspada, tidak hanya September, kalau perlu sepanjang tahun waspada. Sekali saja lengah, sejarah bisa saja kembali terulang. Lagian nggak ada ruginya kan kita siaga," kata Hilmi Firdausi.*** (Redaksi WE Online)

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x