Krisis Identitas, UNHCR Khawatir Pengungsi Rohingya Terlibat Jaringan Penyelundup 

- 25 Januari 2024, 13:45 WIB
Ilustrasi pengungsi Rohingya.
Ilustrasi pengungsi Rohingya. /Reuters/Navesh Chitrakar

PR TASIKMALAYA - Perpindahan pengungsi Rohingya dari tempat penampungan di Aceh ke tujuan lain dapat mengarah pada keterlibatan jaringan penyelundup, baik karena keterpaksaan maupun kurangnya opsi yang tersedia.

Demikian pernyataan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia melalui Juru Bicara Mitra Salima Suryono sebagai tanggapan tiga pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari lokasi pengungsian sementara di BMA Banda Aceh baru-baru ini.

"Termasuk menggunakan jaringan penyelundup (perjalanan tidak resmi), karena mereka tidak memiliki pilihan, dan putus asa dalam upaya mereka bersatu dengan keluarga mereka," tuturnya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, Rabu, 24 Januari 2024.

Baca Juga: Polisi Ungkap Tersangka Penyelundupan Pengungsi Rohingya di Aceh, UNHCR Ikut Bantu

Berdasarkan pengalaman masa lalu, Mitra menegaskan banyak pengungsi pindah dari Aceh karena tidak memiliki kartu identitas atau dokumen perjalanan. Hal itu membuat mereka tidak dapat melakukan perjalanan secara resmi dengan paspor, visa, pembelian tiket, atau lewat bandara.

Ketidakmampuan ini mendorong pengungsi Rohingya untuk menempuh perjalanan tidak resmi dan menggunakan jaringan penyelundup sebagai alternatif karena situasi keputusasaan. UNHCR terus berkoordinasi dengan otoritas dan mitra lapangan untuk memastikan keamanan di tempat penampungan.

Baca Juga: Pemkab Aceh Pindahkan 135 Warga Rohingya ke Scout Camp Pramuka

Mitra menjelaskan bahwa pengungsi meninggalkan tempat penampungan untuk beberapa alasan, termasuk keinginan untuk bersatu dengan keluarga yang terpisah di negara tetangga seperti Malaysia. 

Dalam upaya mencegah perpindahan, UNHCR memberikan konseling rutin kepada pengungsi mengenai bahaya dan risiko perjalanan lanjutan.

"Solusi jangka panjang membutuhkan kerjasama antar negara di kawasan ini, di mana setiap negara diharapkan berkontribusi dalam semangat pemerataan tanggung jawab," pungkas Mitra Salima.***

Editor: Wulandari Noor

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x