Sindir Keras Tanggapan Ridwan Kamil Soal PSBB Ketat, Said Didu: yang Penting Hajar Anies Baswedan

- 15 September 2020, 16:00 WIB
RIDWAN Kamil (kiri) dan Anies Baswedan (kanan).*
RIDWAN Kamil (kiri) dan Anies Baswedan (kanan).* /

PR TASIKMALAYA - Terkait PSBB DKI Jakarta yang diberlakukan oleh Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil salah satu dari beberapa Gubernur yang menyuarakan pendapatnya.

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu tampak memberi sentilan kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang dinilai menyerang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Ia menilai ada semacam persaingan untuk mendapat kredit poin ketika menyerang kebijakan dan langkah Anies dalam mengatasi Covid-19 di Jakarta.

Baca Juga: Malang Melintang di Dunia Perfilman, Aktor Muda Ade Firman Meninggal Dunia

“Saya katakan pour politik. Apa kaitannya Ridwan Kamil dengan larinya modal asing, gak ada kaitannya, yang penting hajar Anies,” ujarnya dalam kanal YouTubenya MSD, Senin 14 September 2020.

Lanjutnya, ia mengatakan padahal Presiden Jokowi telah mengistruksikan jajarannya agar mengutamakan kesehatan dibanding Ekonomi.

Karena itu, maka tak heran Anies memutuskan untuk PSBB sebagai arahan Jokowi.

“Pak Jokowi ‘kan mengatakan bahwa utamakan kesehatan dibanding ekonomi, Nah Anies menindaklanjuti itu dengan kembali melakukan PSBB total. Nah besoknya harga saham turun, langsung Menko Perekonomian Airlangga menyalahkan statemen Anies,” tambahnya.

Baca Juga: Cobalah untuk Saling Memahami, Berikut Jurus Ampuh Agar Pasangan Takut Kehilangan Kamu

Lanjutnya, terkait anjloknya harga saham, bukan terjadi di Indonesia saja. Tetapi pasar dunia.

Sehingga, ia menilai seolah diatur untuk menyerang Anies Baswedan.

“Jadi sistematis sekali untuk memarahi Anies. Jadi Ridwan kamil itu agak genit juga menanggapi ini. Mungkin dalam rangka persaingan juga,” sindir Said Didu, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Warta Ekonomi dengan judul Ridwan Kamil Kena Jewer Said Didu: Yang Penting Hajar Anies Baswedan.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa nilai transaksi pasar modal normal maka ada pada kisaran Rp 7 sampai 8 triliun. Tetapi saat ini hanya Rp 4 sampai 5 triliun per hari akibat krisis pandemi.

Baca Juga: Mencoba untuk Bangkit, ini Fokus 9 Sektor Pembangunan Jawa Barat Pasca Pandemi di 2021

Karena itu juga, ia menanyakan data Rp 277 triliun yang dikatakan hilang ketika adanya statemen Anies soal PSBB total.

“Hari itu, hanya setengah hari transaksi, berarti kalau pun keluar maka maksimum Rp 5 trilun. Dari mana 277 trilun? itu alasan pertama,” jelasnya.

Dikatakan, untuk menganalisis harga saham, tidak hanya satu variabel. Ia menduga, penyebab utama harga saham anjlok itu bahwa adanya pernyataan akan adanya revisi Undang-Undang Bank Indonesia (BI) dan menyatakan bahwa akan ada dewan moneter.

Baca Juga: Ruangan Isolasi Covid-19 Ditambah, Terawan: Hotel Bintang 2 dan 3 di Jakarta Kemungkinan Dilibatkan

“Itu artinya terjadi otoritarian di bidang moneter. Semua pelaku pasar agak was-was seperti itu, karena bisa saja ekonomi jalan dengan mekanisme pasar tetapi mekanisme kekuasaan. Pelaku pasar sangat takut adanya mekanisme kekuasaan, Ini penyebab ke dua menurut saya.”Said Didu.

Kedua, pasar sudah tahu bahwa uang tidak ada di Indonesia, pemulihan ekonomi yang dijanjikan itu bersumber dari utang dengan bunga tinggi dan membuat hal itu tidak ada harapan.

“Jika penyebab saham anjlok karena pernyataan Anies, maka besoknya saham makin anjlok dong, karena Anies tidak merubah pernyataannya. Malah tetap melakukan PSBB. Fakta lain bahwa hari berikutnya saham di pasar-pasar juga telah naik,” tukasnya.

Baca Juga: KPU Kabupaten Tasikmalaya mengadakan Lomba Jingle Pilkada, Simak Syarat dan Ketentuannya!

Sebelumnya, Ridwan Kamil menyarankan supaya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berhati-hati mengumumkan PSBB Total.***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x