Tanggapi Soal Isu Dinasti Politik di Solo dan Medan, AHY: Asal Fair, Tidak Ada Kekuasaan Tertentu

- 30 Agustus 2020, 07:04 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)./* nett
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)./* nett /

PR TASIKMALAYA - Kota Solo dan Medan baru-baru ini menjadi perhatian masyarakat dalam Pilkada 2020.

Diketahui, di dua daerah itu, putra sulung Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka dan menantu Presiden Joko Widodo yakni Bobby Nasution turut maju sebagai calon wali kota.

Atas majunya Gibran dan Bobby, publik menjadi ikut bereaksi dengan menyebut hal itu sebagai dinasti politik.

Baca Juga: Iqbaal Ramadhan Tampil Gondrong, Disebut Mirip Fiersa Besari

Dinasti politik sendiri merujuk pada kekuasaan yang turun temurun diturunkan kepada anggota keluarganya.

Namun menannngapi hal terebut, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, meminta masyarakat untuk tak gegabah dan berhati-hati dalam menanggapi soal dinasti politik.

Pasalnya, Indonesia tidak memiliki sistem yang biasanya dipakai oleh kerajaan tersebut.

Apalagi ia juga menyebtu bahwa kasus eorang ayah, atau ibu yang digantikan anaknya menjadi kepala daerah. Atau seorang suami, digantikan istrinya, tak hanya terjadi di Solo atau Medan. 

Baca Juga: Kawah Lumpur di Blora Meletus, Ganjar Pranowo Buka Suara

Ia mengungkap bahwa hal tersebut juga kerap ditemukan di kota atau kabupaten lain.

"Indonesia negara yang demokratis. Ada kompetisi baik di nasional maupun daerah dalam hal untuk memilih dan dipilih," ujar AHY, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Warta Ekonomi dengan judul AHY Bicara Soal Dinasti Politik: Indonesia Bukan Kerajaan...

Selama kompetisi dijalankan dengan baik, fair, tidak ada kekuasaan yang digunakan untuk memenangkan si kandidat hal itu ia sebut tak masalah.

"Apakah setuju dengan calon tersebut, asal fair, tidak ada kekuasaan tertentu untuk memenangkan kandidat tertentu," ujarnya.

Baca Juga: Beri Kontribusi Jelas, Eko Maung Sebut Persib Bandung Butuh Pemain 'Bad Boy'

Diberitakan Viva, untuk Solo, Demokrat tidak memiliki kursi, sehingga tidak bisa menjadi partai pengusung. Sementara itu, di Medan, mereka punya dan mengusung Akhyar Nasution.

"Kansnya baik. Berdasarkan survei, Akhyar Nasution kandidat yang baik," katanya.*** (Redaksi WE Online) 

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Warta Ekonomi Viva


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x