Network
"Sekarang persoalannya bisa enggak mereka (Generasi Z) dibimbing ke arah positif itu, sehingga dia terdorong dan termotivasi untuk sadar politik," kata Asrinaldi menambahkan.
Terakhir, Asrinaldi menegaskan bahwa Generasi Z memiliki kemampuan untuk mencerna informasi lebih baik. Oleh karena itu, bimbingan pada Generasi Z tentang pendidikan sadar politik itu sangat diperlukan, agar mereka terdorong pada hal-hal positif.
Asrinaldi memberikan contoh melalui pencarian informasi mengenai kriteria calon dengan riwayat perjalanan yang buruk. Melalui hal itu, Generasi Z dapat senantiasa memilih pemimpin sesuai dengan data dan informasi yang ada.
"Misal jangan pilih caleg yang korup, caleg yang punya (riwayat) kejahatan seksual, yang ini, yang KDRT," katanya menjelaskan.
Sebagai informasi, berdasarkan Data Statistik Politik 2019 melalui Badan Pusat Statistik (BPS), partisipasi Pemilu 2019 lalu mencapai 158,01 juta atau sebanyak 81,97 persen. Sementara untuk kategori pemilih dari Generasi Z yang lahir dari tahun 1997 hingga 2012 berjumlah 46,8 juta atau sebanyak 22,85 persen.***
