Terkait Al Zaytun yang Dianggap NII, Moeldoko: Secara Teori, Ide itu Sulit untuk Mati

- 8 Juli 2023, 10:25 WIB
Moeldoko menyatakan ide semacam NII yang dianggap ada di belakang Pondok Pesantren Al Zaytun sulit dihilangkan, dalam acara Friday Talk.
Moeldoko menyatakan ide semacam NII yang dianggap ada di belakang Pondok Pesantren Al Zaytun sulit dihilangkan, dalam acara Friday Talk. /ANTARA/Aditya Pradana Putra/

PR TASIKMALAYA - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menanggapi terkait isu Al Zaytun yang dianggap memiliki keterikatan kuat dengan kelompok gerakan Negara Islam Indonesia (NII).

Menurutnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Antara, melalui sebuah acara Friday Talk dalam format video pernyataan Moeldoko pada Sabtu, 8 Juli 2023, dirinya menyatakan pada video tersebut pada menit 3 bahwa secara teoritis, ide mengenai ideologi semacam NII tersebut cukup sulit untuk dihilangkan.

Moeldoko juga menyatakan bahwa secara teoritis, ideologi semacam NII tersebut tidak hanya berpotensi terjadi di Pondok Pesantren atau lembaga pendidikan keagamaan.

"Secara teori, saya tidak mengatakan di pondok (pesantren). Secara teori, ide itu sulit untuk mati," ucap Moeldoko menjelaskan.

Baca Juga: TES IQ: Zaman Roma Irama Muda Nih! Yuk Main Teka-teki Bersama Raja Dangdut di Sini

Lebih lanjut, Moeldoko juga menjelaskan bahwa ideologi semacam ini dapat dalam keadaan ada dan tiada. Hal itu menurutnya, sesuai dengan perkembangan yang ada.

Atas hal itu, Moeldoko menyatakan bahwa kewaspadaan terhadap hal itu harus terus ditingkatkan. Menurutnya sangat penting kewaspadaan juga harus terus diperhatikan seiring berjalannya perkembangan ideologi semacam NII tersebut.

Sebab jika membicarakan hal ini maka menurut Moeldoko spectrumnya lah yang tengah dilihat. Secara otomatis, menurutnya kewaspadaan ini tidak dapat secara langsung merubah sebuah ideologi ke ideologi lain yang sudah terjadi dan mengakar dalam suatu kelompok.

"Pentingnya kewaspadaan ini adalah untuk melihat perkembangannya seperti apa? Karena ini kan kita berbicara spectrum ya. Spectrumnya sudah di mana gak boleh itu, kalo kita bicara spectrum dari ijo ke kuning, kuning dibiarkan saja, sehingga menjadi merah. Itu menjadi semakin sulit untuk diatasi," jelasnya.

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x