8 Fakta Sejarah Rumoh Geudong, Saksi Bisu Pelanggaran HAM Berat di Aceh

- 23 Juni 2023, 15:50 WIB
Fakta Rumoh Geudong.
Fakta Rumoh Geudong. /ANTARA/Mira Ulfa

Awal Mula Diduduki DOM

Baca Juga: Jadwal Liga Inggris Pekan ke-31, 15 hingga 18 April 2023: Ada West Ham vs Arsenal

Pada tahun 1990, sebagaimana dikutip dari buku yang sama di atas, dikatakan bahwa Rumoh Geudong yang awalnya ditempati oleh para bangsawan Aceh akhirnya berpangku tangan pada kelompok DOM.

Hal itu bertujuan agar Rumoh Geudong dijadikan sebagai pos militer. Namun sebagaimana dikutip dari penelitian ilmiah Mahasiswa UIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh pada tahun 2018, secara mengejutkan, justru di masa itu pula ternyata Rumoh Geudong malah menjadi saksi bisu tempat pengeksekusian dan penyiksaan terhadap masyarakat Aceh.

Sebagaimana dikatakan masyarakat setempat, sejak Maret 1998, dikabarkan bahwa Rumoh Geudong telah mulai dijadikan tempat tahanan. Dimana ada sekira 50 orang masyarakat Aceh, baik laki-laki maupun perempuan yang dituduh sebagai bagian dari Gerakan Pengacau Keamanan Aceh Merdeka (GPK-AM).

Dari Tempat untuk Perjuangan hinga jadi Tempat Penyiksaan

Baca Juga: Prediksi Man United vs West Ham di Piala FA 2 Maret 2023: Erik Ten Hag Yakin 100 Persen Hadapi The Hammers

Kembali lagi pada masa dahulu, Rumoh Geudong yang awalnya dimiliki Raja Lamkuta dan keturunannya. Pada masa kolonial Belanda dan Jepang digunakan oleh mereka sebagai pusat atau markas untuk perjuangan melawan pasukan kolonial.

Hal itu terbukti, dari yang tertulis dalam buku Rumoh Geudong: Tanda Luka Orang Aceh, bahwa Raja Lamkuta meninggal dalam keadaan tertembak oleh Tentara Marsose di Pulau Syahi. Begitupula dengan Teuku Cut Ahmad, dalam perjuangannya melawan penjajah Belanda, dirinya juga mengalami hal yang sama. Tertembak oleh tentara Belanda.

Sejak 1990 saat pertama diduduki oleh DOM untuk dijadikan salah satu pos militer (Pos Sattis), Rumoh Geudong berubah fungsi menjadi tempat penyiksaan dan pelanggaran HAM berat.

Halaman:

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: ANTARA Perpustakaan Komnas Perempuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah