Baca Juga: Tes Psikologi: Apa Dongeng Favorit Anda? Jawabannya Ungkap Karakter yang Dimiliki
Covid-19 membuat keadan ekonomi menjadi sulit. Ketika sudah mereda permintaan masyarakat menjadi tinggi,
"Kenaikan harga komoditas khususnya pangan di pasar global meningkat dan meningkatnya konsumsi masyarakat seiring meredanya pandemi," ujar Abdullah Piter.
Namun, menurut Abdullah Piter hal ini perlu menjadi perhatian ketika inflasi sudah mencapai angka 8 persen. Karena hal tersebut dapat menghambat pemulihan ekonomi.
"Misalnya hingga 8 persen. Itu dapat memangkas daya beli masyarakat miskin dan menahan pemulihan ekonomi," kata Abdullah Piter.
Baca Juga: 8 Film ini Jadi Referensi di Stranger Things Season 4 Volume 2, Ada yang Dibintangi Winona Ryder
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juni 2022 inflasi mencapai angka 4,35 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Juni 2017.
Pada tanggal 1 Juli 2022, BPS juga mencatat salah satu komoditas penyumbang tingginya angka inflasi adalah cabai. Cabai merah, cabai rawit dan bawang merah.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan bahwa inflasi ini terjadi karena faktor cuaca. Terutama dalam sektor budidaya tanaman, yang menyebabkan adanya gagal panen yang tinggi.
"Inflasi kita di bulan Juni itu lebih ke harga bergejolak. Itu lebih disebabkan karena cuaca. Di beberapa wilayah seperti di Jawa, Nusa Tenggara yang memang menjadi sentra fungsional hortikultura itu curah hujannya tinggi," kata Margo Yuwono, Jumat, 1 Juli 2022.