Virus Corona Bukan Aib, IDI Minta Masyarakat Jujur saat Diperiksa

- 7 April 2020, 21:00 WIB
ILUSTRASI dokter.
ILUSTRASI dokter. //pexels/Vidal Balieo Jr

PIKIRAN RAKYAT - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta masyarakat bisa lebih jujur saat memeriksakan diri di Puskesmas atau rumah sakit. Terlebih, bila pernah kontak dengan penderita Coronavirus Disease (Covid-19).

"Banyak pasien yang tidak jujur kalau pernah bepergian ke daerah pandemi corona atau pernah bersentuhan dengan pasien corona," tutur Ketua Lembaga Riset IDI, dr Marhaen Hardjo Ph.D M.Biomed dalam siaran pers pada Selasa, 7 April 2020.

Bahkan, Marhaen meminta masyarakat yang memiliki gejala-gejala mengarah terkena korona untuk jujur ketika memeriksakan diri di rumah sakit maupun Puskesmas.

Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Kabar Gratis Internet 4G 100 GB Selama 60 Hari, Simak Faktanya

"Mereka datang ke puskesmas atau rumah sakit dengan diagnosa bukan corona, padahal corona. Akhirnya, dokter kena juga karena pasien tidak terbuka," terang Marhaen dalam keterangan pers yang dilaporkan Kantor Berita Antara.

Adapun lembaga riset IDI telah melakukan riset bahwa angka kematian dokter tinggi didapatkan lewat penanganan pasien yang bukan positif Covid-19 di rumah sakit rujukan.

Hal ini disebabkan pasien yang sebenarnya sudah berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) atau positif, tapi tidak jujur hingga akhirnya menularkan ke dokter.

Baca Juga: Ciptakan Ventilator Transport Rendah Biaya, Ketua Tim: Ini Bentuk Dukungan UI Cegah Corona

Dijelaskan Marhaen, banyak tenaga medis yang menjadi korban disaat pandemi Covid-19 di Indonesia.

Ini disebabkan dua hal, yakni kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) dan pasien yang tidak jujur ketika datang memeriksakan diri ke rumah sakit atau Puskesmas.

Lebih menyesakkan lagi, saat ini sudah ada 31 dokter yang meninggal dunia karena terpapar Covid-19, dan mereka merupakan anggota yang aktif.

Baca Juga: Rawan Terpapar, Ratusan Ulama dan Kiai di Tasikmalaya Ikuti Rapid Test Covid-19

Salah satu dokter yang gugur dalam memerangi virus corona yaitu dr. Bernedette Albertine Fransisca, spesialis THT yang berasal dari kota Makassar. 

Marhaen menilai ketidakterbukaan masyarakat disebabkan ada beberapa hal, diantaranya ketidakpahaman masyarakat ditambah keras kepala. Sehingga banyak PDP atau ada stigma masyarakat bahwa terkena Covid-19 itu aib.

Oleh karena itu, Marhaen mengimbau agar para pasien dengan gejala-gejala mirip virus corona untuk jujur saat ditanya tentang riwayat perjalanannya.

Baca Juga: Sempat Dirawat, Satu PDP Covid-19 Warga Kabupaten Tasikmalaya Meninggal Dunia

"Penyakit Covid bukan aib, jadi jujur lah biar tidak kena orang lain dan nyawa sendiri juga bisa selamat biar ditangani cepat," ujarnya menyarankan.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x