Pilpres 2024 Disebut Berpotensi Politik Identitas, Mahfudz Siddiq: Nama Tokoh di Survei Capres

- 22 Januari 2022, 18:35 WIB
Sekjen Partai Gelora Indonesia Mahfudz Siddiq menyebut jika Pilpres 2024 mendatang berpotensi politik identitas.
Sekjen Partai Gelora Indonesia Mahfudz Siddiq menyebut jika Pilpres 2024 mendatang berpotensi politik identitas. /FOTO ANTARA/Ismail Patrizki

PR TASIKMALAYA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfudz Siddiq menyebut pemilihan presiden (Pilpres) 2024 berpotensi politik identitas.

Mahfudz Siddiq menyebut politik identitas berpotensi dan kemungkinan muncul pada pemilihan umum (Pemilu) atau Pilpres 2024.

Sekjen Partai Gelora Indonesia Mahfudz Siddiq menyebut, politik identitas dapat muncul dari tokoh dengan rekam jejak yang tertarik pada hal tersebut.

Mahfudz Siddiq menyampaikan jika Pilpres berpotensi politik identitas pada Webinar Moya Institute berjudul "Pandemi dan Siklus Politik Indonesia Jelang 2024" pada Jumat, 21 Januari 2022.

Baca Juga: Calon Pengantin Wanita Berjuang Lawan Kanker Akibat Benjolan di Tubuhnya

"Kemunculan politik identitas antara lain dapat muncul dari tokoh politik, yang rekam jejaknya menunjukkan keterkaitan dengan politik identitas," ucap Mahfudz Siddiq seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA.

Menurut Sekjen Partai Gelora Indonesia Mahfudz Siddiq, survei calon presiden (capres) juga telah memunculkan nama-nama tokoh politik.

"Kita sama-sama tahu kini telah muncul nama tokoh, dalam survei capres termasuk yang dilakukan SMRC," lanjut Sekjen Partai Gelora Indonesia, Mahfudz Siddiq.

Menurut Mahfudz Siddiq, semua pihak harus melakukan antisipasi potensi muncul politik identitas, karena menciptakan pembelahan, atau polarisasi dahsyat di masyarakat.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Satu Amplop Secara Intuitif untuk Mengetahui Apa yang Semesta Ingin Sampaikan Padamu

Pihaknya juga memberi tanggapan ide pengunduran Pilpres 2024 Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

Menurutnya, pengunduran Pilpres dua atau tiga tahun dapat memberi peluang kelompok yang mengusung politik identitas melakukan mobilisasi.

"Itu akan membuat pembelahan masyarakat semakin dahsyat dan kohesi sosial terganggu," ujar Mahfudz Siddiq.

Selain itu, politik identitas juga disebut selalu tumbuh jika situasi krisis, misalnya yang diakibatkan pandemi Covid-19 muncul, hingga berkelanjutan.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Apa yang Menantimu di Masa Depan? Pilih Satu Gulungan Kebahagiaan Berikut!

Politik identitas selalu tumbuh jika situasi krisis disampaikan oleh Pemerhati Politik dan Isu-isu Strategis, Prof Imron Cotan.

Menurut Prof Imron Cotan, jika penanganan pandemi baik maka ekonomi akan membaik, potensi kemunculan politik identitas, serta dikotomi masyarakat juga dapat dicegah.

"Dan Indonesia bisa melaksanakan Pemilu 2024, dengan baik juga," ucap Prof Imron Cotan.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah